Tuban, HarianForum.com- Nasib petani sebagai soko guru negara rupanya selamanya tak selalu beruntung, setelah beberapa tempat tanaman jagung yang hampir panen diserang tikus, kini derita harus dialami kembali.
Potensi hujan yang tidak merata dengan intensitas yang rendah menjadi bencana tersendiri untuk petani tadah hujan yang telah menanam benih jagungnya pada awal november silam.
Seperti yang dialami Kasmadi, warga desa Jarorejo kecamatan Kerek ini terancam merugi jutaan rupiah disebabkan puluhan kilogram benih yang telah ditanam hampir mati karena kurangnya air. “Hampir 20 kg yang telah saya tanam, perkiraan dua hektar,” ujarnya.
Dirinya bersama-sama dengan warga lainya menanami lahan saat hujan pertama dipermulaan november, dan sejak itu hujan tak lagi menghampiri, “Sudah dua minggu tak mau hujan, ini terancam mati, semoga saja segera ada hujan, setidaknya tertolonglah, meski tak maksimal,” keluhnya.
Hal serupa dikeluhkan Subroto, pria 40 tahun warga Temayang ini saat dikonfirmasi Minggu (17/11/2019) mengeluhkan iklim yang tidak menentu dan sulitnya hujan, dia mengaku bahkan merasa sudah tak punya harapan lagi terhadap tanaman jagungnya yang terlanjur ditanam dan pihaknya berencana akan menanami kembali setelah hujan normal, “Sudah mati, kalaupun hujan saat ini sudah tidak tertolong,cikhlas saja, ini resiko jadi petani,” ucap Broto, panggilan akrabnya dengan mimik sedih.
Pantauan dilapangan menyebutkan, beberapa hektar tanaman jagung tersebar di beberapa desa yang berumur belum genap sebulan tersebut layu dan hampir rata dengan tanah.(tbn01)