Blitar, HarianForum.com- Dikutip dari maritim.bmkg.go.id, selain di
perairan selatan pulau Jawa terjadi gelombang tinggi antara 4.0 sampai 6.0 M, yang juga terjadi di area perairan laut Andaman bagian Barat, perairan Barat Aceh, perairan Barat Simeuleu, perairan Barat Nias dan Sibolga, perairan Barat Kep. Mentawai, perairan barat Bengkulu dan Enggano, perairan Barat Lampung, selat Sunda bagian Selatan, perairan Selatan Bali, perairan Selatan Lombok, perairan Selatan Sumbawa, perairan pulau Sumba, samudera Hindia Barat Aceh hingga selatan Sumba.
Tidak terkecuali pantai Serang yang berada di wilayah desa Serang, kecamatan Panggungrejo, kabupaten Blitar merupakan salah satu tempat wisata pantai dipesisir pantai laut selatan, juga merasakan dampak gelombang air laut yang tinggi.
Edi Supriyono merupakan salah satu warga setempat, mengungkapkan bahwa tinggi ombak di laut selatan pulau Jawa terlihat dari Pantai Serang, diperkirakan tinggi ombak mencapai kurang lebih 5 sampai 6 meter.
“Kemarin air laut memang meluber sampai ke daratan, namun hingga sampai pada bangunan untuk pejalan kaki, tetapi tidak sampai di kios kios pedagang. Kalau untuk tinggi ombak mungkin sekitar 5 sampai 6 meter,” ungkap Edi Supriyono kepada Harian Forum.com, Jumat (13/08).
Pemilik salah satu lapak di kawasan pantai Serang menjelaskan banjir diakibatkan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pasang surut air laut yang terjadi pada hari Kamis (12/08), merupakan kejadian alam pada setiap tahunnya.Diterangkan, masyarakat yang tinggal atau beraktifitas di pesisir pantai sudah melakukan langkah antisipasi. Ditambahkan Edi akibat banjir rob tidak ada kerusakan maupun korban jiwa.
“Tidak ada kerusakan dan tidak ada korban, karena memang tidak ada wisatawan yang berkunjung karena aturan PPKM. Memang seperti kemarin puncak air laut pasang, ditambah dengan adanya angin kencang, sehingga gelombang tinggi dan airnya sampai ke daratan. Namun warga disini sudah paham banjir seperti terjadi, sehingga bisa melakukan antisipasi,” terangnya.
Banjir pasang surut air laut dan fluktuasi muka air laut yang dipengaruhi oleh gaya bulan dan matahari terhadap massa air laut. Sedangkan besarnya banjir rob salah satunya sangat dipengaruhi oleh pemanasan global atau global warming.
Peristiwa alam tersebut dipicu meningkatnya jumlah karbon dioksida, gas yang ditimbulkan dengan adanya pembakaran bahan bakar fosil, dampak rumah kaca serta serta aktivitas manusia lainnya dalam menggunakan listrik yang tidak terkendali, membuat suhu dunia meningkat, dan menyebabkan berbagai dampak bagi bumi.
Dengan meningkatnya suhu udara, es pada kutub bumi meleleh sehingga volume air laut bertambah dan meningkatkan muka air laut. Sedangkan adanya kenaikan muka air laut berpotensi menyebabkan banjir rob semakin bertambah parah pada saat air laut pasang.
Tidak menghentikan, menanam pohon multikultur merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya pemanasan global. Penanaman pohon multikultur, secara alamiah tumbuhan maupun tanaman saling mengisi dalam penyimpanan karbon, dikarenakan adanya persaingan pohon untuk mendapat karbon dari udara. Hingga menyebabkan hutan alam menyimpan karbon dengan banyak, yang mampu memperlambat bergeraknya pemanasan global.(Ans)