Seni Budaya

Tari Ritual Tolak Balak Corona

216
×

Tari Ritual Tolak Balak Corona

Sebarkan artikel ini
Sasinta Dewi Saraya, Mahasiswi Seni Tari ISI Surakarta.

Tuban, HarianForum.com- Ditengah Pandemi Covid-19 atau Corona, Jumat (01/05) pukul 5 sore dilakukan tari ritual. Bertempat di tepi bengawan Solo, yaitu desa Simo Kec. Soko Kabupaten Tuban Jawa Timur.

Terselenggaranya kegiatan ritual tari tolak balak corona ini didukung oleh masyarakat, ahli seni dan Lembaga Budaya. Dr. Purwadi SS M.Hum, dosen UNY Yogyakarta yang sekaligus sebagai penasehat, KRT Bambang Hadipuro, Ketua Lokantara, Lembaga Olah Kajian Nusantara.

Kepada HarianForum.com, Purwadi menyampaikan, kegiatan pentas tari ritual ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya Gerak magis tari sebagai usaha membantu Pemerintah dalam mencegah pandemi Covid-19, Berdoa keselamatan dan ketentraman melalui gerak tari mistis yang bertujuan untuk mohon kepada Allah. Dengan tari ritual bisa memberi peringatan agar kita tetap eling lan waspada.

“Memilih alam sebagai latar, supaya manusia selalu memelihara kelestarian lingkungan kemudian bunga yang ditabur di bengawan Solo, merupakan lambang melaruh wabah corona,” ungkap Purwadi.

Selain itu, Purwadi juga menceritakan, dalam tari ritual tolak balak tersebut diperankan oleh Sasinta Dewi Saraya sebagai penari, yang juga sekaligus Mahasiswi jurusan seni tari ISI Surakarta. Menurut Purwadi, Mahasiswi jurusan tari ini aktif dalam Pelestarian Seni Budaya Tradisional.

Sementara itu, Sasinta kepada HarianForum.com juga mengatakan pelaksanaan tersebut dilakukan pada pukul 5 sore mempunyai makna, yaitu untuk mendapatkan magisnya (kesakralannya). selain itu, dalam pelaksanaa itu, juga diiringi gendingan yang menggungakan instrumental jawa (pelog).

Diketahui, Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di pulau Jawa. Menampung air dari 20 Kabupaten wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berhulu dari gunung seribu Wonogiri. Dari umbul cokro Pengging mengalir rembesan air gunung merapi merbabu. Dari Lawu terkirim air melalui Kali Ketangga yang sakral.

Lembah bengawan Solo diapit pegunungan kendheng dan pegunungan Renteng. Titik akhir mengalir di selat Madura. Oleh karena itu, dalam sejarahnya, raja Mataram selalu mengambil istri dari Sumenep Madura. Mataram dan Madura memiliki hubungan lahir batin.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *