Blitar, HarianForum.com – Masuk wilayah Mataraman Wetan, selain kultur masyarakatnya mempunyai sikap dan arah politik yang cenderung berpihak pada persoalan kedekatan budaya, tlatah Kota Blitar juga memiliki simbol tokoh nasional, Ir. Soekarno atau Bung Karno. Ia telah mewariskan pandangan politik nasionalisme yang dijadikan ideologi partai politik. Tak pelak, hal ini menjadi magnet politik bagi PDI Perjuangan Kota Blitar.
Dengan merunut perjalanan politik di Kota Blitar dari awal masa reformasi hingga saat ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) menunjukkan eksistensinya dalam percaturan politik daerah. Pada pemilihan umum tahun 1999 hingga 2024, PDI Perjuangan selalu memegang kunci politik strategis di lembaga legislatif. Begitu juga di eksekutif, jabatan kepala daerah Kota Blitar tidak pernah terlepas dari kader-kader PDI Perjuangan.
Realitanya, PDI Perjuangan Kota Blitar merupakan partai politik yang selain memiliki kader solid, juga memiliki mesin politik yang aktif bekerja. Pada lima kali gelaran pemilihan kepala daerah Kota Blitar, partai berlambang kepala banteng moncong putih ini selalu memenangkan kontestasi politik, baik melalui suara anggota DPRD maupun dipilih secara langsung oleh masyarakat yang memiliki hak pilih. PDI Perjuangan menjadi pemegang kepemimpinan pemerintahan Kota Blitar. Namun, berjalannya waktu dan perkembangan teknologi digital dengan terbukanya informasi melalui platform digital dan media sosial telah mengubah berbagai aspek kehidupan, salah satunya memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap politik dan demokrasi.
Setelah 24 tahun mendominasi penyelenggaraan pemerintahan baik eksekutif maupun legislatif daerah Kota Blitar, tampaknya pada pemilihan kepala daerah Kota Blitar 2024 yang diselenggarakan serentak pada Rabu (27/11), terjadi momentum perubahan. Diikuti oleh dua pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dengan 120.181 pemilih yang merujuk pada Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdapat 58.860 pemilih laki-laki dan 61.321 pemilih perempuan di 213 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 21 kelurahan. Pasangan nomor urut 2, Syauqul Muhibbin – Elim Tyu Samba, yang diusung PKB, Partai Demokrat, PAN, Partai NasDem, PKN, dan PSI, berhasil meraup suara lebih tinggi.
Kemenangan pasangan calon SAE (Syauqul Muhibbin – Elim Tyu Samba) mengacu pada penghitungan cepat (quick count) yang digelar tim pemenangan SAE. Menggunakan metode hitungan dari berita acara hasil penghitungan suara (C1), pasangan Syauqul Muhibbin – Elim Tyu Samba berhasil menang di 139 TPS dengan perolehan 49.674 suara (53,29%). Jumlah keseluruhan pemilih yang hadir dan menggunakan hak suaranya mencapai 96.367 suara, dengan selisih 6.131 suara (6,58%).
Sejarah baru politik tercipta di Kota Blitar. Pasangan muda ini bakal memimpin pemerintahan Kota Blitar periode 2024–2029. Zainul Ichwan, ketua tim pemenangan SAE, menyebut kemenangan ini sebagai amanah serta kepercayaan masyarakat pemilih. Ia menegaskan, dengan hasil pemilihan ini, Syauqul Muhibbin dan Elim Tyu Samba secara konstitusi diberi kepercayaan untuk memimpin pemerintahan Kota Blitar. Bagi PKB, sebagai partai pengusung dengan 5 kursi di DPRD Kota Blitar, ini adalah berkah luar biasa, meskipun diakuinya tantangan ke depan juga tidak kalah luar biasa.
“Pastinya berhubungan dengan eksekutif dan legislatif, di mana nantinya banyak hal termasuk kerja sama eksekutif maupun legislatif yang pastinya akan kita lakukan lobi-lobi politik. Karena apa pun yang terjadi, kita akan berproses mewujudkan visi dan misi. Saya yakin teman-teman di legislatif semuanya cerdas dan ingin berpartisipasi di lima tahun mendatang. Karena pada tahun 2029 ada pemilu lagi, maka teman-teman akan ikut berproses meraih simpati masyarakat,” tandasnya.
“Eksekutif juga begitu, bagaimana harus bisa mewujudkan visi dan misinya. Kita, di lima tahun mendatang, berusaha dengan totalitas meraih simpati masyarakat sehingga di periode 2029 diharapkan tetap bisa tampil kembali. Jika visi dan misi dijalankan dengan benar selama lima tahun ke depan, harapannya simpati masyarakat akan tetap terjaga, seperti halnya wali kota sebelumnya yang menjabat dua periode,” imbuh Zainul Ichwan.
Ditanya tentang kader PKB Syauqul Muhibbin yang telah memenangkan pemilihan kepala daerah untuk memimpin DPC PKB Kota Blitar, merujuk pada Rini Syarifah yang dipercaya sebagai Ketua Tanfidz DPC PKB Kabupaten Blitar setelah memenangkan pemilihan kepala daerah Kabupaten Blitar 2020, Zainul Ichwan menjelaskan bahwa saat ini PKB masih fokus mengawal suara hasil pemilihan kepala daerah hingga penetapan oleh KPU dan pelantikan wali kota dan wakil wali kota Blitar periode 2024–2029.
“Untuk jadwal musyawarah cabang DPC PKB, saya kurang paham. Mungkin 2025. Monggo berproses, itu hak PAC dan pengurus ranting untuk memberikan suaranya. Kita kembalikan kepada teman-teman siapa nanti yang menjadi nakhodanya,” pungkas Dr. (Cand.) M. Zainul Ichwan, S.H., M.H. (Ans).