Serba-serbi

Sub Terminal Agro Direalisasikan, Petani Merasa Terfasilitasi Untuk Pasca Panen

215
×

Sub Terminal Agro Direalisasikan, Petani Merasa Terfasilitasi Untuk Pasca Panen

Sebarkan artikel ini
Dr. Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi, S.I.Kom mencoba kopi khas Blitar, pada pameran produk Blitar di Jakarta acara Rakernas PDIP 2019.

Blitar, Harian Forum.com- Selain tanaman pangan, hortikultura sayuran, buah, perkebunan, kehutanan, peternakan serta perikanan merupakan sumber peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Blitar. Terobosan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar tidak berhenti melakukan inovasi mulai pra tanam, proses tanam sampai pasca panen dengan orientasi hasil produk produk pertanian nantinya, tidak lagi tergantung oleh rantai perdagangan yang selama ini kurang memberi keuntungan bagi petani di kabupaten Blitar. Usaha dalam meningkatkan pemasaran komoditas hasil pertanian bisa dilakukan dengan memperbaiki struktur pasar dan penguatan jaringan pemasaran.

Ir Wawan Widianto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar menyampaikan sudah saatnya proses pertanian terutama pasca panen harus lebih diperkuat. Diakuinya bahwa di kabupaten Blitar belum ada pasar grosir khusus hasil produksi pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan. Menurutnya sangat perlu dibangun pasar khusus hasil pertanian atau pasar grosir agro yang bisa mewadahi produk produk yang ada di Kabupaten Blitar. Diungkapkan juga, selama ini petani di kabupaten Blitar menjual produk pertanian ke luar daerah, padahal menurutnya di kabupaten Blitar potensi ekonomi ada di sektor pertanian hampir mencapai 70 persen.

Ir. Wawan Widianto Kepala Dinas Pertanian Pangan Kabupaten Blitar.

Ir Wawan Widianto menjelaskan, hasil pertanian merupakan sumber peningkatan ekonomi sangat besar sekali. Namun di kabupaten Blitar belum adanya pasar grosir agro, menurut Ir Wawan Widianto, pasar grosir tersebut selain memiliki fungsi memfasilitasi petani pasca panen, juga bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah yang sangat besar.

“Kalau pasar grosir atau sub terminal agro itu bisa terwujud, petani merasa terfasilitasi karena memiliki pasar sendiri untuk hasil pertanian. Adanya sub terminal agro, selain biaya transportasi tidak terlalu besar atau setidaknya bisa diminimalisir, tingkat kerusakan hasil hasil produk lebih kecil, dan juga mampu memutus rantai perdagangan yang tidak menguntungkan petani. Gambaran seperti itu sangat di harapkan oleh petani,” ungkap Ir. Wawan Widianto tentang perlunya Kabupaten Blitar, memiliki sub terminal agro kepada Harian Forum.com di ruang kerjanya, didampingi kepala bidang pengembangan sumber daya manusia atau SDM, dinas pertanian dan pangan kabupaten Blitar, Himawan Prabowo, SP, M.Si

Kepala dinas pertanian dan pangan kabupaten Blitar, mengaku pada saat bertemu dengan petani maupun kelompok tani, pasar grosir di kabupaten Blitar sangat diharapkan. Petani tidak akan lagi kesulitan untuk menjual hasil produksinya.

Himawan Prabowo, SP, M.Si, (paling kiri) Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia atau SDM, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar,

“Konsep kita seperti itu, sebenarnya kita mengusulkan sudah lama, namun sampai saat ini belum terfasilitasi. Padahal potensi pada sektor pertanian di kabupaten Blitar sangat besar. Seperti hasil cabe di Blitar, di pasar induk cabe Blitar tidak ada, yang ada hanya cabe cabe daerah lain, kenyataannya kabupaten Blitar merupakan penghasil cabe paling besar dibanding dengan daerah lain. Pernah kita mengajak kementrian untuk melihat potensi cabe di Blitar, pihak kementrian menilai bahwa potensi pertanian ternyata luar biasa. Maka dengan adanya sub terminal agro nantinya, saya berharap bisa terbentuk pasar grosir di Blitar dan menjadi harapan bagi petani. Sekarang sudah ada petani yang mampu mengekspor ke berbagai negara salah satunya produk sayuran kobis yang diekspor ke Thailand. Kemarin kami bersama Bappeda dan Disperindag melihat disana,” terang Ir Wawan Widianto, Sabtu (13/02).

Ditanya permasalahan yang dihadapi pada saat ini, bahwa petani bisa menanam namun hasil yang dijual belum berpihak pada petani sesuai dengan yang diharapkan, Himawan Prabowo, SP, M.SiĀ menuturkan bahwa untuk memperoleh solusi atas permasalahan tersebut, program pengembangan kawasan sentra pertanian menjadi program prioritas, yang didukung dengan sumber daya manusia, melalui pelatihan pelatihan pada penyuluh dan para petani sesuai dengan pertanian yang disentrakan.

“Selain peningkatan sumber daya manusia petani dan penyuluh, kelembagaan petani juga harus diperkuat dengan melakukan pembinaan kepada kelompok tani, gabungan kelompok petani, P4S, koperasi petani, agar pengembangan sentra pertanian bisa lebih terarah. Kemudian penguatan balai penyuluhan pertanian sebagai pusat pengembangan pertanian di kecamatan sangat perlu. Untuk kedepannya, BPP difungsikan sebagai klinik konsultasi agribisnis, dimana kelembagaan petani juga ikut terlibat dan berperan” jelasnya.

Kepala bidang pengembangan sumber daya manusia atau SDM, dinas pertanian dan pangan kabupaten Blitar menambahkan untuk dukungan sentra pertanian dibutuhkan dengan bantuan sarana produksiĀ atau saprodi yang ikut menentukan dalam budidaya tanaman baik bibit, pupuk, maupun pengendali penyakit maupun hama tanaman. Selain itu diperlukan dukungan alat alat atau mesin pertanian, dukungan infrstruktur mulai jalan untuk memperlancar usaha pertanian, pembangunan irigasi yang tepat, sumur bor yang sesuai dengan sentra pertanian, sangat diharapkan. Himawan Prabowo juga tidak lupa menyampaikan, dukungan paling penting adanya pemasaran dan jaminan pasar terhadap hasil pertanian yang disentrakan.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *