Serba-serbi

Spiritual Manusia Hidup, Dengan Amalan Wirid Kembang Telon

389
×

Spiritual Manusia Hidup, Dengan Amalan Wirid Kembang Telon

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Kurang lebih 15 tahun yang lalu, dari jauh terdengar seperti dengungan suara koloni lebah yang besar mengitari sarangnya. Namun apabila suara tersebut didengar lebih dekat, terasa hadirnya keindahan irama dari gerakan bibir ratusan orang yang khusyuk duduk bersila.

Lantunan kalimat agung istighfar, syahadat, sholawat terdengar jelas, tegas dan seirama terucap dari gerakan bibir para santri jamiyah Al Qonaah di halaman rumah tidak jauh dari masjid di kelurahan Plosokerep, kecamatan Sananwetan, kota Blitar. Jamiyah pengajian dan istighosah Al Qonaah yang diasaskan oleh seorang ulama KH Imam Mukhayun, nampak berbeda amalan wirid dalam istighosah, dengan majelis istighosah lainnya.

”Bapak dalam amalan wirid istighosah selalu menggunakan wirid kembang telon, maksud dari kembang telon adalah wirid diucapan secara ikhlas yaitu istighfar, syahadat dan sholawat yang seirama antara gerakan bibir dan gerakan hati,” cerita Wildan Fadlulloh Wicaksono putra bungsu KH. Imam Mukhayun.

Kyai Khayun sapaan akrab KH Imam Mukhayun, seorang ulama atau kyai selain mempunyai ilmu menerangkan tafsir Al Qur an juga Hadist dan mumpuni menjelaskan kitab kitab, dan Imam Mukhayun seorang kyai yang juga mampu menjelaskan hakikat perjalanan manusia.

Menurut Wildan, wirid kembang telon mengulangi ucapan istighfar secara istiqomah sebagai ungkapan permohonan ampun kepada Allah, diwujudkan dengan keselarasan antara ucapan dan perbuatannya.Sedangkan syahadat merupakan kesaksian pengakuan tujuan hidup manusia, dengan meyakini bahwa Allah sebagai satu satunya Allah, tiada tuhan yang lain selain Allah dan Rasul Allah Muhammad adalah manusia yang menyampaikan kebenaran di muka bumi, serta ucapan shalawat dan salam merupakan apresiasi rasa syukur manusia sebagai ciptaan Allah terhadap Rasulullah Muhammad sebagai asal penciptaan alam semesta.

Amalan wirid kembang telon, hakikatnya membawa manusia untuk semakin memperkokoh untuk mengakui tentang keKuasaan sang Khaliq akan alam semesta beserta kehidupan di dalamnya baik yang terlihat maupun kasat mata yang diciptakanNya. Penguatan bathin dan penajaman mata hati dengan ikhtiar meneguhkan keyakinan akan kebenaran serta kebesaran Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat.

Namun amalan tersebut harus diimbangi dengan akhlaq yang baik seperti sikap qonaah, memegang amanah, berlaku ikhlas, sabar, jujur, tawadhu, malu, saling menasihati, adil, membangun silaturahim, menepati janji, mendahulukan kepentingan orang lain dan sifat baik lainnya.Istilah sedalam bumi, dan setinggi langit, amalan tersebut apabila dilakukan dengan istiqomah, manusia akan mengetahui hakikat perjalanan hidup yang sebenarnya.

Sedangkan sifat tamak, serakah, merasa kuat, merasa bisa, merasa benar, nafsu menang sendiri, dan merasa paling suci juga sombong dan sifat yang tidak terpuji karena kekeliruan manusia menafsirkan bahwa prespektif dari dirinya yang diselubungi egois, dianggap sebagai petunjuk Tuhan untuk dirinya.

Bahayanya apabila hati telah dikuasai egoisme yang kuat, manusia justru terhijab atau tidak dapat mendengar petunjuk dari Tuhan yang sebenarnya.Karena petunjuk sang Penguasa alam semesta hanya bisa didengar atau diketahui manusia melalui alam perasaan hati dan jiwa.

Wildan saat ini mengakui bahwa peninggalan dari orang tuanya yaitu jamiyah majelis ilmu dan dzikir Al Qonaah belum bisa melanjutkan secara maksimal, dan dirinya mulai berfikir jamiyah tersebut diaktifkan lagi secara rutin.Sekarang memang belum ada kelonggaran waktu untuk bisa menghidupkan majelis pengajian dan istighosah. Selain itu ada beberapa anggota jamaah Al Qonaah yang mendirikan jamiyah sendiri sendiri, sepeninggalan KH Imam Mukhayun pulang ke rahmatullah.

”Sebenarnya kami sangat ingin meneruskan majelis jamiyah Al Qonaah yang dirintis oleh bapak, terutama mengamalkan wirid untuk penguatan aqidah yang nantinya akan bisa mempengaruhi sifat dan sikap hidup dengan akhlaqul kharimah,” pungkas Wildan Fadlulloh (Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *