Batu, HarianForum.com – Perubahan iklim memberikan pengaruh signifikan terhadap produktivitas pertanian, salah satunya pada kebun apel di Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, kota Batu, dimana fenomena perubahan iklim menyebabkan terjadinya kerusakan tanah.
Melihat adanya persoalan pada lahan kebun apel yang berada di Tulungrejo, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya atau FPUB, melakukan kerja sama dengan petani lokal selama bulan Juli 2024, sebagai upaya mencarikan solusi inovatif dan berkelanjutan guna mengatasi kerusakan tanah akibat perubahan iklim.
Dengan bimbingan Prof.Dr.Ir. Aminudin Afandhi, M.S. dan Dr. Arif Yustian Maulana Noor, S.TP, M.Agr, program difokuskan dilakukan deteksi dan aplikasi jamur entomopatogenik, khususnya Beauveria bassiana sebagai pestisida hayati yang mempunyai peran penting dalam pengendalian hama dan peningkatan ketahanan tanaman.
Salah satu pembimbing Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Prof.Dr.Ir. Aminudin Afandhi, M.S., menuturkan bahwa kerusakan tanah dan cekaman kekeringan akibat perubahan iklim menjadi tantangan utama bagi petani apel di Tulungrejo. Menurut Profesor Aminudin, Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogenik yang dikenal efektif sebagai agen pengendali hayati, memiliki potensi dalam meningkatkan kesehatan tanah dan ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan.Dilakukan pendeteksian dan aplikasi jamur di kebun apel, hingga diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan tersebut.
“Program pengabdian ini dilaksanakan melalui beberapa tahap dengan melibatkan partisipasi aktif petani dan mahasiswa yang KKN dengan pelatihan dan workshop, yang mana mahasiswa KKN FPUB memberikan pelatihan intensif kepada petani tentang teknik isolasi dan identifikasi Beauveria bassiana dari tanah kebun apel. Pelatihan ini mencakup teori dasar serta praktik lapangan yang komprehensif ” tuturnya.
“Dilakukan demonstrasi lapangan untuk memperlihatkan metode aplikasi Beauveria bassiana serta memantau efektivitasnya dalam kondisi nyata. Selain itu sosialisasi dan edukasi dengan memberikan informasi mengenai manfaat Beauveria bassiana disebarkan melalui berbagai media baik cetak maupun digital, dengan harapan meningkatkan kesadaran petani dan masyarakat umum tentang pentingnya penggunaan jamur entomopatogenik ” tambah Prof.Dr.Ir. Aminudin Afandhi, M.S.
Pendeteksian dan aplikasi dengan kolaborasi mahasiswa fakultas pertanian Universitas Brawijaya dengan petani apel Tulungrejo, menghasilkan beberapa pencapaian penting, selain meningkatkan keterampilan petani apel di Tulungrejo yang lebih baik dalam mendeteksi dan mengaplikasikan Beauveria bassiana, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman.Selain itu, isolasi Beauveria bassiana dari tanah kebun apel lokal memungkinkan pemanfaatan sumber daya alami yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pengendalian hama yang efektif juga diperlukan, bahwasanya aplikasi Beauveria bassiana terbukti efektif dalam mengendalikan populasi serangga hama, sehingga mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida kimia yang berbahaya.
Kepada Harian Forum.com, Profesor Aminudin menjelaskan meskipun program yang dijalankan menunjukkan hasil positif, namun terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi tidak hanya kurangnya edukasi yang berkelanjutan, dimana hal tersebut sangat diperlukan untuk memastikan pemahaman yang mendalam tentang jamur entomopatogenik.
Melanjutkan penjelasannya, diperlukan dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan institusi terkait untuk memperluas dan mengembangkan program aplikasi Beauveria bassiana dengan melanjutkan edukasi dan pelatihan, mengadakan program edukasi berkelanjutan bagi petani apel di Tulungrejo serta di daerah sekitarnya untuk memastikan keberlanjutan program yang nantinya meningkatkan produksi pertanian apel.
Melakukan penelitian lebih lanjut potensi Beauveria bassiana dalam berbagai kondisi lingkungan untuk memaksimalkan manfaatnya sangat diperlukan, serta dibangun kolaborasi dengan institusi lain dan komunitas lokal untuk memperluas dampak positif dari program tersebut.
“Program sinergi mahasiswa KKN FPUB dan petani apel dalam deteksi jamur entomopatogenik di kebun apel Tulungrejo Batu, membuktikan bahwasanya kolaborasi antara akademisi dengan petani, dapat menghasilkan inovasi yang signifikan dalam pertanian. Dengan meningkatkan keterampilan petani dalam mendeteksi dan mengaplikasikan Beauveria bassiana, program ini tidak hanya membantu meningkatkan ketahanan tanaman apel terhadap cekaman lingkungan tetapi juga mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan.” jelas Prof.Dr.Ir. Aminudin Afandhi, M.S.(30/7).
“Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi program serupa di daerah lain, mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Indonesia. Kolaborasi yang efektif dan berkelanjutan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan memastikan keberlanjutan pertanian di masa depan.” pungkasnya.(Ans).