Blitar, HarianForum.com- Menjelang lebaran harga kebutuhan pokok masyarakat dirasa mulai merangkak naik, inisiasi Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar operasi pasar murah patut diapresiasi. Operasi pasar murah yang digelar di playground kantor Pemerintah Kabupaten Blitar, Kanigoro memilki tujuan mewujudkan rasa peduli Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar berbagi kepada masyarakat di bulan Ramadhan atau bulan puasa, dengan harapan masyarakat dapat memperoleh bahan pokok yang dibutuhkan dengan harga stabil atau terjangkau daya beli.
Kegiatan operasi pasar murah, selain melibatkan pelaku bisnis ritel berbasis perdagangan komoditi pangan dan bahan pokok kebutuhan sehari hari, terlihat juga beberapa wirausaha industri kecil menengah olahan pangan ikut serta dalam acara yang rencananya digelar selama tiga hari.
Dikunjungi Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah, operasi pasar murah yang dikemas dengan acara bazar seharusnya bisa dimanfaatkan menjadi media atau ajang promosi produk produk lokal baik industri kecil menengah maupun usaha mikro kecil menengah kabupaten Blitar. Sayangnya dari pengamatan trainer Jadi Pengusaha Mandiri atau Japri, Beti Wirandini menilai bahwa acara tersebut terkesan masih sebatas formalitas.

Kepada Harian Forum.com dilokasi diselenggarakannya operasi pasar murah atau OPM, Beti Wirandini menuturkan kondisi bazar pada siang hari terlihat sangat sepi pengunjung dan beberapa stand terlihat kosong “Beberapa jam seusai bupati membuka acara, ada beberapa stand terlihat kosong. Sayang sekali acara yang semestinya berlangsung selama 3 hari mulai hari ini (03/05), nampak tidak begitu diminati warga sekitar apalagi warga yang jauh.Tidak diminatinya operasi pasar murah bisa dilihat dengan sepinya pengunjung. Salah satu faktor tidak diminatinya acara ini, karena minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara,” ujarnya.
“Operasi pasar murah yang diharapkan mampu memberikan peluang kepada masyarakat untuk mendapatkan harga bahan pokok murah ditengah wabah covid ternyata sepi pengunjung. Untuk di masa yang akan datang, pemerintah diharapkan dalam penyelenggaraan kegiatan atau acara yang serupa dilakukan lebih serius lagi. Mungkin dengan kebijakan ibu Bupati, bisa ditekankan kembali agar masing – masing OPD membeli produk lokal secara kolektif agar kegiatan tersebut dapat memberikan pemasukan yang dapat mengurangi beban ekonomi keluarga,” tuturnya sembari berharap sepatutnya kegiatan operasi pasar murah yang telah mendapatkan subsidi dari pemerintah, bahan bahan pangan yang dijual dapat terbeli oleh masyarakat kelas menengah kebawah secara luas.
Dilokasi acara yang sama namun dengan tempat yang berbeda, salah satu pelaku industri kecil yang mengisi produknya di salah satu stand, mengungkapkan kekecewaan karena operasi pasar murah ternyata dibatasi hanya sampai pada pukul 17.00 wib dan tidak ada penerangan. Pelaku wirausaha olahan ini tidak mengetahui secara jelas respon konsumen pada pagi hari, karena dirinya mengaku mendapat giliran shift sore untuk menjaga stand dan datang ke lokasi operasi pasar murah siang hari.
“Kita sebenarnya menginginkan penerangan, karena menurut berita disini setelah tarawih pengunjung lebih ramai. Untuk hari ini sampai sesore ini, Alhamdulillah kita sudah ada pemasukan namun itu secara kelompok. Kita tidak sendiri karena disini ada bermacam macam pengusaha, jadi ada pemasukan tapi tidak terlalu banyak. Harapan saya, kalau ingin mengadakan acara sejenis ini lagi lebih baik harus ada perencanaan yang lebih bagus atau matang. Syukur dan lebih senang lagi, jika produk dibeli oleh pemkab jadi kita hanya sebagai SPG (menjualkan dan mempromosikan.red). Ya kita bahagia kalau produk kita laku,” ungkap salah satu anggota IKM yang mewanti wanti namanya tidak ditulis.

Sementera Nurmiati salah seorang pelaku usaha menilai penyelenggaraan operasi pasar murah yang dilakukan di depan kantor pemerintah kabupaten Blitar, kurang efektif.
Ketua IKM Kabupaten Blitar ini mengaku dirinya tidak ikut bergabung dalam operasi pasar murah dan tidak mempunyai stand, menyampaikan pendapatnya meskipun pada situasi pandemi corona seharusnya penyelenggaraan acara tersebut perlu dilakukan survey pasar atau melihat pasar terlebih dahulu. Menurutnya pagi siang sampai sore daya beli masyarakat sangat kurang sekali.
“Masyarakat kalau siang sibuk dengan kegiatannya masing masing, bisa belanja pada sore atau malam hari. Jadi menurut saya meskipun ada pasar bukan tidak membantu, tapi kurang membantu atau kurang efektif bagi kita sebagai pelaku usaha kecil menengah. Saya sendiri tidak bergabung dan tidak punya stand, cuma saya melihat anggota ikm dan umkm repotnya iya, penjualannya nggak maksimal. Kalau sebagai pelaku usaha, pengusaha itu harus tahu bagaimana melihat pasar dan melihat waktu bagi pembeli dan daya beli yang efektif, kita tahu sendiri,” jelas owner Daff Kopi Shop Cafe and Resto.(Ans).