Blitar, Harian Forum.com- Perilaku yang sangat agresif dalam mempertahankan daerah kekuasaannya dengan menyerang pengganggu tanpa toleransi, menjadi salah satu faktor yang penting bahwa semut angkrang sangat tepat dijadikan pengendali hama tanaman terutama pada tanaman buah – buahan.
Angkrang atau sering disebut semut rangrang, salah satu spesies semut Oecophylla smaradigna sangat signifikan sebagai pengendali untuk tanaman buah buahan.
Musuh nomor satu dan merupakan ancaman atau menjadi momok terhadap hama yang menyebabkan menurunkan kuantitas serta kualitas buah manggga, atau bahkan akibat serangan hama bisa menggagalkan produktivitas berbuah.
Beberapa jenis hama yang sering menyerang pada buah mangga seperti wereng mangga, ulat philotroctis, penggerek pucuk, penggerek buah, tengau, bubuk buah, lalat buah dan masih ada beberapa hama lainnya.
Untuk jenis hama kepik ini, akan menyerang buah dengan masuk ke dalam buah tersebut, namun dengan penggendalian semut angkrang atau rangrang sebagai predator, kepik buah tidak mempunyai kesempatan untuk hidup apalagi sampai bertelur.
Syarifah yang berdomisili di kelurahan Sanawetan, kota Blitar mengaku tidak pernah menggunakan pestisida maupun alat untuk pengendali hama ”Selama ini kami tidak pernah menggunakan alat alat untuk penangkap maupun pengusir hama atau membunuh dengan pestisida. Semut angkrang sudah mumpuni menjadi pengendali hama pohon mangga kami,” ujarnya.
Ratu semut betina yang mempunyai kesuburan sepanjang hidupnya hanya bertelur saja, sedangkan semut betina yang mandul akan menjadi pekerja bersama-sama semut jantan. Semut pekerja dan semut prajurit mempunyai ukuran yang sama, dengan ukuran tubuh kurang lebih 5 sampai dengan 8 mm.
Semut yang tersebar diseluruh daerah tropik seperti benua Afrika, Asia hingga Australia ini, apabila sudah membangun sarangnya berarti sudah menetapkan sarangnya sebagai sebuah kerajaan atau tempat tinggal baru. Dan dengan terbangunnya sarang, tugas penting bagi semut pekerja yaitu mencari dan membawa berbagai serangga, bangkai binatang yang digunakan untuk menyuplai makanan. Sedangkan semut prajurit bertugas tidak hanya melindungi semut ratu namun juga melindungi semut pekerja termasuk juga menjaga sarangnya dari ancaman musuh.
”Semut angkrang yang tinggal di pohon yang berada di rumah kami tidak kami usik, karena keberadaan semut angkrang memberi manfaat pada kualitas dan kuantitas produksi. Semut angkrang itu agresif menyerang binatang yang mendekati buah dengan memakan ulat dan sejenis binatang kecil lainnya,” terang Syarifah menunjukkan pohon mangganya yang terhindar dari serangan hama ulat buah.
Semut Rangrang, pada kondisi tertentu jumlahnya secara alami akan berkurang saat terjadi musim hujan, karena semut tidak bisa bertahan genangan air, dan yang paling mendominasi kematian jumlah terbesar adalah semut pekerja. Sedangkan semut prajurit maupun ratu bisa bertahan hidup, karena di dalam sarangnya bisa terhindar dari genangan air atau semut semut tersebut melakukan perlindungan dibawah daun.(Ans)