Pertanian

Selain COVID-19, Petani Di Tulungagung Hadapi Wabah Hama Tikus

228
×

Selain COVID-19, Petani Di Tulungagung Hadapi Wabah Hama Tikus

Sebarkan artikel ini
Tulungagung, HarianForum.com- Tidak hanya teror penyebaran epidemi Corona Virus Disease-19 atau COVID-19, petani di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur saat ini juga harus menghadapi momok serangan tikus pada tanaman. Meskipun serangan hama tikus sawah masih tergolong ringan, namun Rattus argentiventer melakukan agresinya secara merata di lahan padi seluas 68 hektar dan tersebar di 15 kecamatan.

Ahmad Muzaiyin, salah satu petani di kabupaten Tulungagung mengakui adanya serangan hama pada tanaman padi dan menyebar secara merata. Informasi yang diperoleh dari koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan atau POPT dinas pertanian Tulungagung, Ayin menyampaikan bahwa lahan pertanian atau sawah dengan tanaman padi yang menjadi obyek serangan hama tikus terjadi di kecamatan Kauman, Pakel, Rejotangan, Tulungagung Kota, Campurdarat, Kedungwaru, Sumbergempol, Karangrejo, Sendang, Pagerwojo, Boyolangu, Ngunut, Besuki, Gondang dan Ngantru. Sedangkan 4 kecamatan lainnya yaitu Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung, dan kecamatan Bandung, lahan pertanian tanaman padi tidak menjadi sasaran serangan.”Yang kami peroleh informasi dari pak Gatot koordinator POPT, menurut data sampai akhir Februari tahun 2020 di Tulungagung lahan tanaman padi seluas 68 hektar lebih telah diserang hama tikus,” jelas penggiat pertanian Ahmad Muzaiyin, Jumat (27/03).

Disinggung tindakan yang diambil terhadap serangan hama tikus, Ayin menjelaskan kembali informasi yang disampaikan koordinator POPT, bahwa kerusakan tanaman padi akibat hama tikus tergolong ringan, akan tetapi dilakukan pada area secara merata, sehingga harus tetap dilakukan pengendalian.

“Yang kami terima penyampaian dari POPT untuk pengendalian bisa dilakukan dengan cara membersihkan tanaman tidak bermanfaat yang berada di sekitar supaya tidak digunakan tikus sebagai sarang. Selain itu bisa dilakukan dengan cara gropyokan,” jelasnya.

Ayin menambahkan, koordinator POPT dinas Pertanian kabupaten Tulungagung menghimbau kepada petani, melakukan pencarian liang yang dihuni oleh tikus. Mengidentifikasi lubang yang dihuni oleh tikus dengan meneliti dari bekas kaki tikus, dan bekas makanan yang biasanya tertinggal di mulut lubang tikus.

“Untuk mengendalikan hama tikus, dilakukan indentifikasi terlebih dahulu riwayat ekologi maupun biologinya. Keberadaan tikus dapat dilakukan dengan mendeteksi dengan meneliti keberadaan jalur jalan, jejak kaki, kotoran tikus, sisa makanan, dan mencari lubang aktif. Bersembunyi di dalam lubang pada jalan sawah, pematang, pinggir tanggul bahkan sarang persembunyiannya juga bisa di perkampungan yang berdekatan dengan lahan tanaman di siang hari. Sedangkan tikus biasanya menyerang tanaman pada malam hari,” tandas Ayin.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *