Blitar, HarianForum.com- “Untuk mengawali atau merintis budidaya sayuran sebaiknya tidak perlu idealis organik penuh dulu, komposisi penggunaan bahan bahan sintetis masih dibutuhkan, tetapi kadarnya bahan bahan tersebut yang dikurangi. Dan perlu diketahui, yang dimaksud organik itu bukan hasil panen, namun perlakuan terhadap tanaman mulai dari penyiapan lahan sampai panen sesuai dengan prosedur operasi standar. Yang penting prosedur pada tanaman tersebut mengikuti prosedur tanaman sehat,” jelas Choirul Anam, menyampaikan saat diskusi bersama beberapa penggiat komunitas anak muda Sekata Blitar Raya tentang budidaya tanaman organik di Omah Tandur P4S Ngudi Makmur, desa Gogodeso, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar.
Ketua FK P4S Blitar Raya juga memaparkan tentang prosedur operasi standar budidaya tanaman pada sayuran sehat memerlukan ketelatenan, keuletan dan disiplin. Diungkapkan Choirul untuk mengikuti prosedur pada tanaman tersebut, pembudidaya harus menyiapkan lahan yang bebas dari pencemaran atau sesuatu yang mengandung racun dan berbahaya pada tanah.
Baginya sangat diperlukan untuk mengetahui riwayat lahan yang akan digunakan, termasuk membersihkan lahan tanaman-tanaman yang ada, sisa sisa akar, batu, sampah maupun tunggul dan media tanam dibentuk datar.
Choirul Anam melanjutkan penjelasannya untuk proses pemupukan diupayakan menggunakan pupuk kandang. Diusahakan pupuk tersebut bukan berasal dari peternakan yang menggunakan antibiotik sintetis, dan dirinya juga mengingatkan pada penggiat petani milenial Sekata Blitar Raya yang serius mendengarkan, bahwa benih yang digunakan sebaiknya menggunakan hasil budidaya organik.
Tetapi apabila tidak terdapat benih organik, bisa menggunakan benih non organik. Namun apabila benih tersebut didapat dari pasaran, maka sebaiknya meminimalkan residu bahan kimia sintetis. Dan dirinya berharap juga, bahwa pada saat penyiraman tanaman sebaiknya menggunakan air bersih yang tidak tercemar limbah kimia sintetis.
“Selain persiapan lahan, pemupukan, benih yang ditanam juga perlu melakukan prosedur agar sayur yang dibudidayakan nantinya masuk tanaman sehat. Maka teman teman harus melakukan pengamatan kondisi tanaman secara rutin selain mengutamakan pengendalian tanaman yang terserang hama atau penyakit sebaiknya dicabut kemudian dibakar atau dikubur sejauh mungkin dari lokasi tanam juga melakukan prosedur pengendalian dengan pestisida nabati secara selektif apabila tanaman terserang hama atau penyakit,” pungkasnya.
Mardian salah satu penggiat Sekata Blitar Raya yang mengikuti diskusi dengan serius, mengaku bahwa pertanian sebagai salah satu kekuatan pendukung ekonomi masyarakat. Dan pertanian merupakan salah satu program prioritas kegiatan yang dilakukan di komunitasnya.
“Niat kami dan teman teman Sekata Blitar Raya yang mengelola pertanian, selain menjadikan kegiatan bertani atau mengolah pertanian untuk menumbuhkan kekuatan ekonomi, kami Sekata Blitar Raya juga ingin mencetak petani milenial di Blitar,” tandas Mardian.(Ans)