Kesehatan

Salah Satu Warga Kota Blitar, Dinyatakan Negatif Covid-19

239
×

Salah Satu Warga Kota Blitar, Dinyatakan Negatif Covid-19

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Sebelumnya dikabarkan positif terjangkit virus corona, salah satu warga kota Blitar kembali ke kediamannya di lingkungan Balapan RT 02 RW 13, kelurahan Sukorejo, kota Blitar setelah menjalani perawatan mulai tanggal 28 April 2020 sampai dengan tanggal 05 Mei 2020 di rumah sakit Mardi Waluyo kota Blitar.

Meskipun hasil rekam medis dokter yang merawatnya telah menyatakan perkembangan kesehatan pasien semakin membaik dan sudah tidak ada gejala yang mengarah pada pasien terjangkitnya virus corona atau covid-19, namun Hendrik Octavianus harus melanjutkan isolasi secara mandiri selama 14 hari. Isolasi tersebut sesuai instruksi dari tim kesehatan rumah sakit Mardi Waluyo.

Marsuko Wahyudiono, ketua RW 13 kelurahan Sukorejo menegaskan bahwa warganya telah dinyatakan sehat dan tidak menjukkan gejala covid-19 atau tidak terinfeksi virus corona “Warga kami Mas Hendrik yang telah dinyatakan negatif oleh Rumah Sakit Mardi Waluyo setelah menjalani perawatan sejak tanggal 28 April 2020. Dan dengan adanya kejelasan tersebut warga lingkungan Balapan menyambut dengan perasaan senang semangat penuh harapan. Kami mohon pada warga lingkungan Balapan khususnya agar tidak panik lagi, namun harus tetap mengikuti terus arahan upaya pencegahan yang disampaikan oleh pemerintah. Kami juga memohon kepada warga untuk bisa memahami kondisi seperti ini, dan menerima Mas Hendrik beserta keluarganya seperti biasa,” tegasnya.

Ditemui saat menunggu kedatangan Hendrik Octavianus (5/5/20), pengusaha percetakan HT Media membeberkan kejadian yang dialami warganya. Marsuko menceriterakan bahwa, awalnya Hendrik mengalami panas disertai pusing. Kondisi yang dialami Hendrik Oktavianus mungkin karena terlambat makan. Karena badan merasa badan panas, laki laki yang bekerja di sebuah bengkel di desa Jimbe, Kademangan tersebut minum air es. Bukan menurunkan panas justru setelah minum es, Hendrik merasakan ada perubahan dan mengalami kram diperutnya, sehingga dirinya memutuskan untuk berhenti bekerja dan memeriksakan pada salah satu dokter yang berada di Kademangan.

Marsuko melanjutkan, setelah memeriksakan dan mengkonsumsi obat dari dokter, Hendrik Octavianus merasa tidak ada perubahan, akhirnya berobat kesalah satu mantri kesehatan. Tetap dirasa tidak ada penurunan panas dan perubahan, akhirnya dengan menggunakan asuransi kesehatan yang dimilikinya pada salah satu rumah sakit swasta yang berada di kota Blitar, Hendrik akhirnya memeriksakan diri.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari tim medis rumah sakit, bahwa trombositnya mengalami penurunan. Maka pihak rumah sakit melakukan uji medis tentang adanya indikasi DBD dan Typus, namun pihak rumah sakit kurang meyakini dengan indikasi adanya DBD maupun Typus dari uji medis tersebut. Karena demam pada hari ke 3 tidak surut dan tidak ada perubahan ataupun penurunan, pihak rumah sakit yang merawatnya mengarah indikasi bahwa warga Balapan, kecamatan Sukorejo dimungkinkan terinfeksi virus corona, sehingga tim medis melakukan tes rapid.

“Mungkin karena keterkaitan efek konsumsi obat dan infus selama perawatan di rumah sakit, bisa jadi hasil rapid tes menunjukkan reaktif. Dengan dasar hasil tes tersebut akhirnya pihak rumah sakit, memutuskan mas Hendrik dirujuk ke rumah sakit Mardi Waluyo kota Blitar untuk mendapat perawatan,” terang Marsuko.

Pihak rumah sakit Mardi Waluyo, menyampaikan bahwa Hendrik Octavianus akan dirawat dan dilakukan uji sampai dengan adanya hasil swab test atau pemeriksaan pendeteksian virus corona. Marsuko Wahyudiono, mengakui warganya memang menadapat penanganan dan perawatan sesuai dengan protokol kesehatan penanganan Covid-19.

“Warga kami oleh pihak rumah sakit memang ditangani sesuai protokol penanganan covid, dengan terlihat mulai masuk UGD, sampai tim medis menggunakan APD. Untuk istrinya yang tinggal satu rumah juga sudah dilakukan tes rapid dan hasilnya negatif. Meskipun hasil tes menunjukkan negatif, namun istri mas Hendrik harus tetap isolasi mandiri selama 14 hari, mungkin sekarang sudah menjalani 5 hari,” tandasnya.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *