Blitar, HarianForum.com- Merendahkan diri kepada yang haq, yang datangnya dari Allah Subhanahu Wa ta’ala serta tunduk, ta’at dan patuh, merupakan esensi penyampaian KH.Achmad Shampton, S.HI, M.Ag, dalam Rutinan Do’a Bersama Dan Kajian Shubuh yang digelar di Masjid Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar.
Dalam kitab Al Hikam karya ulama fikih dan aqidah, Al Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, dituturkan KH Achmad Shampton bahwasanya kesempurnaan manusia hidup di dunia ada empat perkara diantaranya ilmu, amal, ikhlas dan pelepasan diri akan keakuan atau merasa tidak memiliki kemampuan apapun dari dirinya sendiri, dan meyakini bahwa semuanya karena Allah Subhanahu Wa ta’ala, tidak ada yang lainnya.
Gus Shampton pangilan KH. Achmad Shampton, S.HI, M.Ag melanjutkan penyampaiannya, mengutip dari kitab al-Mukhtar Min Kalamil Akhyar karangan Syekh Muhammad Ibnu ‘Alawy al-Maliky dengan menukil dari Hadist Qudsi, menyebutkan ada seseorang yang ditakdirkan miskin, namun kalau diberi kekayaan, iman orang tersebut justru menjadi rusak. Dan sebaliknya juga ada orang yang imannya terjaga karena kaya, kalau dibalik menjadi miskin malah meninggalkan ibadah.
” ada lagi orang takdirnya sakit sakitan, kalau disehatkan malah bertingkah semaunya sendiri. Ada juga ditakdirkan harusnya sehat, bila sakit imannya rusak. Intinya bahwa hidup kita semua yang paling penting dan nomor satu itu Allah. Apapun kondisi kita semua, kalau Allah menghendakinya kita ridho, radhitu billahi rabba, wa bil-islami dina, wa bi, Muhammadin nabiyyan wa rasula,” tutur menantu KH. Mustofa Bisri.
“Meskipun miskin, tetapi kalau ada majelis ilmu atau pengajian bisa hadir, rasanya lega.Diberi kaya bisa bersedekah Alhamdulillah, yang penting Gusti Allah menghendaki apapun itu sudah cukup, dan tidak perlu aneh – aneh,” imbuhnya.
Diikuti ratusan jama’ah nahdliyin, rutinan do’a bersama dan kajian shubuh digelar seusai sholat shubuh pada Minggu (1/10), dihadiri para masayikh.Selain itu tampak KH. Heru Khoirudin, H.Drs.Arif Fuady, H. Dr. Arif Faizin maupun tokoh tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar lainnya, yang juga mengikuti kajian shubuh terlihat mendengarkan dengan penuh perhatian pada saat putra KH Achmad Masduqi Mahfudz menyampaikan hikmah.
Diwaktu dan tempat yang sama, Ketua Takmir Masjid Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar, Taufiqurohman ditanya tentang adanya kegiatan majelis ta’liim warga nahdliyin, kepada HarianForum.com dirinya menjelaskan, do’a bersama dan kajian shubuh merupakan kegiatan rutinan warga Nahdlatul Ulama, yang sesuai dengan agenda akan terus digelar secara rutin dua minggu sekali. Taufiqurohman juga mengungkapkan, acara yang diselenggarakan memiliki beberapa tujuan salah satunya memperkuat silaturahmi terutama bagi warga nahdliyin.
” Acara kajian shubuh dan do’a bersama di masjid NU, diadakan dengan rutin setiap dua minggu sekali.Tujuan diadakan kegiatan ini selain untuk menguatkan silaturahmi, juga meramaikan masjid NU. Menurut kami, kajian subuh merupakan ikhtiar atau usaha untuk melestarikan ajaran ahlus sunah waljamah di Blitar, terutama bagi warga nahdliyin di wilayah tengah,” ungkapnya.
Yang menarik kegiatan rutin kajian shubuh di masjid yang berada di area Graha Nahdlatul Ulama Kabupaten Blitar dalam menyampaikan hikmah, Gus Shampton panggilan KH. Achmad Shampton, S.HI, M.Ag, selalu berdasar pada kitab kitab karya para ulama masyhur, yang memiliki pengetahuan ilmu agama yang tinggi maupun ilmu umum lainnya secara luas yang berhubungan erat dengan kemaslahatan umat.
Di dalam majelis ilmu, melakukan kajian dengan menggunakan kitab karya ulama masyhur, akan terbangun kefahaman terhadap permasalahan hingga cara penyelesaian yang tidak terlepas dari adabiyah. Selain itu, kajian agama dengan rujukan kitab dari ulama masyhur, menghindari penyimpangan dalam mengamalkan ilmu agama.(Ans)