Politik dan Pemerintahan

Ratusan Kader PDI Perjuangan Nganjuk & Masyarakat Umum Iringi Kepergian Soesilo Moeslim

607
×

Ratusan Kader PDI Perjuangan Nganjuk & Masyarakat Umum Iringi Kepergian Soesilo Moeslim

Sebarkan artikel ini

Nganjuk, HarianForum.com- Kepergian Soesilo Moeslim atau yang akrab disapa Mbah Moeslim diiringi ratusan kader dan masyarakat umum, beliau merupakan Tokoh Sesepuh PDI Perjuangan dan Selaku pelaku sejarah PDI Perjuangan pada Tragedi Berdarah pada waktu mempertahankan Kantor DPP jalan Diponegoro 58 yang lebih dikenal Peristiwa Kudatuli.

Kabar kepergian Tokoh Banteng ini tak pelak menjadi duka mendalam bagi keluarga besar PDI Perjuangan, Mbah Moeslim yang lahir di Nganjuk dengan usia 98, wafat pada Kamis malam (6/10/2022).

Mbah Moeslim juga merupakan ayahanda dari Ketua DPC PDI Perjuangan DPRD Nganjuk Tatit Heru Tjahjono S.Sos. Karena itu, Tatit yang juga Ketua DPC PDIP Nganjuk itu adalah orang yang paling berduka dan merasa kehilangan.

Jenazah Mbah Muslim dimakamkan di TPU Desa Karangtengah, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk pada Jumat pagi (7/10/2022). Tatit mengikuti langsung detik-detik pemakaman ayahanda tercinta didampingi keluarga dan kolega.

Turut hadir dalam pemakaman Mbah Moeslim, Anggota DPRD Jatim Ida Bagus Nugroho, jajaran Pimpinan dan Anggota DPRD Nganjuk, Forkopimda Nganjuk, para tokoh lintas elemen dan ratusan masyarakat umum.

Ida Bagus Nugroho (paling kiri) saat tabur bunga.

Di balik kedukaannya Tatit menyimpan harapan, agar nilai-nilai perjuangan yang ditanamkan Mbah Muslim semasa hidup mampu diteladani dan dilestarikan oleh generasi penerus, termasuk dirinya sendiri.

Diketahui, Mbah Soesilo Muslim menorehkan nama harum dalam sejarah berdirinya partai banteng moncong putih di level nasional.

Tak lain karena Mbah Muslim pernah menjadi Satgas Pengamanan Nasional di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro 58 Jakarta Pusat, saat peristiwa Kudatuli (Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli) 27 Juli 1996 silam.

Anggota DPRD Jatim Ida Bagus Nugroho mengatakan, kiprah dan sepak terjang Mbah Soesilo Muslim semasa hidup meninggalkan teladan berharga untuk generasi muda. Tidak hanya generasi muda di PDIP, tetapi seluruh generasi muda pada umumnya.

“Banyak sekali teladan yang ditinggalkan beliau. Mulai kegigihan, pengorban dan perjuangan totalnya di masa muda, ketika peristiwa Kudatuli 1996, sampai di usia senjanya beliau masih semangat dan aktif brrkontribusi, baik di dunia politik maupun sosial,” tuturnya.

Ia dan seluruh generasi muda di Nganjuk merasa kehilangan sosok yang selama ini menjadi panutan dan jujugan.”Insya Allah segala amal kebaikan dan ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT, aamin,” pungkas Bagus.(red/nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *