Serba-serbi

Produk Agribisnis Migarium, Solusi Kreatif Persoalan Sampah Pecah Belah di Desa Tulungrejo

715
×

Produk Agribisnis Migarium, Solusi Kreatif Persoalan Sampah Pecah Belah di Desa Tulungrejo

Sebarkan artikel ini

Malang, Harian Forum.com- Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang yang saat ini tengah terfokus pada persoalan sampah di kota Batu dengan merujuk hasil pengamatan tim yang diketuai Prof. Dr. Ir. Sugiyanto, MS dan beranggotakan Dr. Lintar Brillian Pintakami, SP, MP, menilai bahwa sampah yang dipindah dari tiap desa maupun kelurahan menuju tempat pemrosesan akhir atau TPA Tlekung belum dikelola diolah secara maksimal, sehingga volume penimbunan sampah semakin besar.

Ditambah informasi yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup atau DLH kota Batu yang mencatat terdapat produksi sampah dalam setiap harinya mencapai 80 ton dan akan mengalami peningkatan seiring pada musim liburan, sehingga permasalahan tersebut juga harus dihadapi masyarakat desa Tulungrejo yang berada pada kawasan desa wisata Agriraya Tulungrejo Kota Batu.

Ketua Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang , Prof. Dr. Ir. Sugiyanto, MS menyampaikan Pemanfaatan sampah khusus Limbah Pecah Belah Menjadi Produk Agribisnis Migarium atau Mini Garden Terarium di Desa Wisata Agriraya Tulungrejo kota Batu bisa menjadi jawaban solusi atas persoalan sampah di kota Batu.

Profesor Sugiyanto juga menyampaikan upaya untuk lebih mengembangkan potensi migarium, pemerintah desa setempat bersama dengan komunitas Bank Sampah di desa Wisata Agriraya bekerja sama untuk menggelar pelatihan bagi warga setempat dalam pembuatan migarium.

Menurut Profesor Sugiyanto, langkah tersebut diambil untuk memastikan tetap terjaganya kebersihan lingkungan wisata dari sampah pecah belah yang sulit terurai, sembari membantu meningkatkan keterampilan Masyarakat melalui pemanfaatan limbah pecah belah tersebut sebagai media untuk menciptakan produk Migarium atau Mini Garden Terarium.

Melanjutkan penyampaian, inovasi migarium di desa Wisata Agriraya bukan hanya sekadar mengurangi limbah, akan tetapi juga menjadi contoh inspiratif bagi upaya pemanfaatan limbah secara kreatif dalam mendukung pembangunan Desa Wisata berkelanjutan.

Melalui kolaborasi dan semangat inovasi, desa Wisata Agriraya membuktikan bahwa dengan pandangan yang tepat, limbah dapat diubah menjadi kekayaan, dan peluang. Pemanfaatan gelas bekas menjadi Mini Garden Terarium merupakan langkah yang sangat positif dan kreatif dalam mengurangi limbah dan memberikan manfaat lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya membantu mengurangi akumulasi sampah kaca yang sulit terurai di alam, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam bentuk estetika dan pendapatan ekonomi.

Prof. Dr. Ir. Sugiyanto, MS menandaskan terdapat beberapa alasan pendekatan yang harus dilakukan dan menurutnya langkah yang paling tepat, pertama untuk pengurangan limbah, perlunya inovasi mengubah gelas bekas menjadi mini garden terarium atau migarium, dimana hal tersebut dapat mengurangi jumlah limbah kaca yang masuk ke dalam lingkungan. Limbah kaca biasanya memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai, sehingga pemanfaatan kembali gelas bekas menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan.

Kemudian estetika dan kreativitas, bahwasanya mini garden terarium memiliki daya tarik estetika yang kuat, sehingga dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk menghias dan mengkreasikan ruang dengan taman mini yang indah dan unik. Kemampuan untuk merancang dan mengatur tanaman serta elemen dekoratif dalam wadah kaca menciptakan peluang untuk mengekspresikan kreativitas.

Selanjutnya proses membuat mini garden terarium dari gelas bekas juga dapat menjadi sarana pendidikan tentang pentingnya daur ulang dan pengurangan limbah, sehingga proses tersebut menciptakan edukasi lingkungan yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak positif yang dapat dihasilkan melalui tindakan sederhana namun berdampak besar terhadap lingkungan.

Selain pengurangan limbah, etestika dan kreativitas serta terciptanya edukasi lingkungan.Profesor Sugiyanto merasa optimis bahwasanya mini garden terarium atau migarium membuka peluang sebagai sumber pendapatan ekonomi baru bagi masyarakat, dengan menumbuhkan ide – ide kreatif yang dapat mengubah persoalan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.

Tidak hanya itu, dalam konsep mini garden terarium juga terkandung penghijauan dan keindahan ruang, yang memiliki fungsi sebagai elemen penghijauan dalam ruangan dan memberikan suasana segar serta rasa damai. Tanaman dalam terarium juga dapat membantu menjaga kualitas udara dalam ruangan.

“Secara keseluruhan, pemanfaatan gelas bekas menjadi mini garden terarium adalah contoh yang menginspirasi tentang bagaimana kreativitas dapat digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan dan ekonomi. Pendekatan ini dapat menjadi inspirasi bagi individu, komunitas, dan bahkan pemerintah untuk mempertimbangkan cara-cara inovatif dalam mengelola limbah dan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan,” tandasnya.(4/9).

Gagasan yang sama dituturkan Dr. Lintar Brillian Pintakami, SP, MP, kepada Harian Forum.com, limbah rumah tangga menjadi permasalahan berkelanjutan dan dihadapi masyarakat Desa Tulungrejo, Kota Batu. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi keberadaan limbah melalui kelembagaan bank sampah.

Namun dalam pengelolaan limbah tersebut, terdapat hanya jenis limbah tertentu antara lain plastik dan kertas, yang dapat didaur ulang atau bisa dijual. Sedangkan jenis limbah rumah tangga lain seperti gelas, toples, botol kaca bekas, dan limbah kaca lainnya belum dapat tertangani dengan baik.

Dr. Lintar Brillian Pintakami, SP.,MP memiliki pandangan migarium ditanami dengan tanaman hias, sedangkan yang lain berisi bonsai mini dan tanaman sukulen. Doktor Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya Malang, sangat berkeinginan masyarakat setempat dapat berpartisipasi dalam pembuatan migarium sesuai dengan preferensi masyarakat, dengan penciptaan karya yang unik dengan menggambarkan kepribadian pemiliknya.

Keberhasilan migarium diyakini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan dan estetika, akan tetapi juga membawa manfaat ekonomi. Mini Garden Terarium sangat diharapkan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung di desa Wisata Agriraya.

Para wisatawan dapat membeli migarium sebagai souvenir atau hiasan rumah serta menjadikan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat desa. Sehingga inovasi tersebut membantu meningkatkan taraf hidup penduduk setempat serta merangsang pertumbuhan ekonomi lokal.

“Pemanfaatan barang bekas pecah belah menjadi migarium atau mini garden terarium, melalui kaca bekas transparan agar menambah kesan indah dalam rumah dan juga menjadi alternatif taman mini di sekitar rumah. Diharapkan melalui pembuatan mini garden terarium, dapat menjadi solusi untuk mendaur ulang limbah pecah belah rumah tangga menjadi produk yang bernilai ekonomis dan mampu menjadi ruang hijau mini di dalam rumah, serta meningkatkan kapasitas sosial, ekonomi masyarakat di desa Tulungrejo, kota Batu,” tutur Dr. Lintar Brillian Pintakami, SP, MP.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *