Madiun, HarianForum.com- Petani kreatif dan inovatif risih melihat pekarangan atau tanah lahan di sekitar rumahnya tidak menghasilkan sesuatu yang membawa kemanfaatan. Apa dan bagaimana, lahan bisa mempunyai atau bisa memproduksi yang mempunyai nilai signifikan dan nantinya bisa dirasakan dirinya sendiri maupun orang lain.
Bukanlah Basuki petani dari desa Kaibon yang sukses menanam padi menggunakan metode tanam sebar dari kabupaten Madiun Jawa Timur. Tidak puas menjadi petani bila dirinya tidak membuat kreasi dan inovasi yang menjadi sejarah bagi generasi penerus atau anak cucunya.
Memegang sebuah filosofi dari sebuah gerakan petani bahwa berkarya tidak harus menunggu apalagi menggantungkan pada negara, tapi petani justru memberikan sebuah hasil karya yang berharga pada negara, yang dikandung maksud berguna bagi orang lain.
Petani yang tinggal di desa Kaibon , kecamatan Geger, kabupaten Madiun, sebuah desa yang dilintasi jalur utama Surabaya-Ponorogo dengan mayoritas mata pencaharian warga desanya adalah petani, Basuki selain membudidayakan tanaman buah jambu air, buah durian dari beberapa varietas juga tanaman buah kelengkeng
”Sekitar 4 tahun proses pembudidayaan tanaman buah kelengkeng, inisiatif membudidayakan buah yang juga disebut lengkeng karena melihat banyak lahan disekitar rumah rumah tidak berproduktif, maka kemudian kami mencoba budidaya tanaman buah mulai jambu air, durian atau kelengkeng. Dengan budidaya tersebut harapan kami nantinya dari hasil tanaman buah baik jambu air, durian atau klengkeng bisa mengangkat ekonomi warga desa. Sedangkan untuk klengkeng yang kami budidayakan saat ini ada lima varietas. Mengenai buahnya, yang paling laku keras dipasaran adalah jenis red ruby.Akan tetapi untuk varietas yang lainnya juga banyak dicari oleh konsumen,” tutur Basuki, yang berhasil membudidayakan tanaman buah klengkeng dengan berbagai varietas mulai dari New Kristal, Puangre, Matalada, Aroma Durian dan Red Ruby di desanya.
Kelengkeng jenis Puangre yang bisa menghasilkan kurang lebih 1 kwintal setiap pohonnya. Sedangkan Red Ruby atau kelengkeng merah atau juga disebut kelengkeng ruby longan merupakan varietas tanaman buah kelengkeng terbaru dan masih satu turunan dengan kelengkeng aroma durian.
Selain Puangre dan Red Ruby, kelengkeng New Kristal bisa tumbuh dengan baik, dan mampu menghasilkan buah yang sangat banyak dalam dompolannya, mempunyai daging buah tebal, tekstur yang kering dan terasa renyah. Begitu juga dengan varietas Matalada dengan buah yang besar dan biji sangat kecil, bahkan bisa seukuran biji lada, yang mudah dibudidayakan di dataran rendah baik di lahan maupun dalam pot dan berbunga serta berbuah lebat setelah umur 1 sampai 2 tahun.
Meneliti dan melihat keunggulan dari masing masing varietas klengkeng tersebut, pak lik Bas panggilan akrabnya mempunyai inisiatif dan memulai melakukan penangkaran tanaman kelengkeng yaitu satu pohon mempunyai kombinasi beberapa varietas unggulan.
Menggunakan cara stek, bagi Basuki merupakan langkah yang paling tepat, karena dengan melakukan stek akan mendapatkan tanaman sempurna yang memiliki batang, akar, dan daun dalam waktu relatif tidak lama. Selain itu dari hasil stek, tanaman tersebut akan mempunyai sifat yang serupa dengan induknya, didalam populasinya menghasilkan individu dari jenis yang sama identiknya secara genetik.
”Sekarang kami mulai melakukan stek satu pohon kelengkeng dengan kombinasi beberapa varietas unggul. Kami akan mencoba red ruby, matalada, aroma durian, puangre dan new kristal berbuah baik dalam satu pohon,” Basuki melanjutkan ”Sebenarnya kami juga terus menerus melakukan penangkaran bibit dari berbagai varietas namun semua sudah di pesan oleh konsumen dari luar kota,” tutur Basuki menunjukkan di lahan penangkaran.(Ans)