Blitar, HarianForum.com- Keinginan Sumidi, seorang petani desa Gogodeso, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar yang memiliki cita cita petani di desanya mampu memenuhi kebutuhan akan bawang merah di Blitar. Selain itu keinginannya bahwa pasar di Blitar tidak perlu lagi menunggu atau menggantungkan distribusi bawang merah dari daerah lain nantinya, bukanlah sebuah mimpi.
Dengan lahan seluas 250 ru, ditangan petani yang mempunyai pengalaman dalam mengembangkan tanaman yang digunakan sebagai makanan ternak di
Malagasy Repoblikan’i Madagasikara, atau Madagaskar ini, Sumidi berhasil membudidayakan tanaman wujud umbi ini dan dikenal sebagai bumbu masak utama dunia, dan mampu menghasilkan 2,5 ton bawang merah yang siap masuk pasar.
Dirinya menuturkan bahwa keinginan membudi dayakan bawang merah dengan menggunakan lahan tanam yang berada di sekitar desanya, menurut mantan aktivis yang sering melakukan unjuk rasa masa transisi sistem pemerintahan di awal tahun 2000 an ini bahwa budidaya tersebut sebagai upaya peningkatan perbaikan ekonomi petani yang sebelumnya hanya menanam padi dan jagung.
“Mengawali penanaman bawang merah di lahan sekitar desa, karena kami melihat kebutuhan pasar akan bawang merah semakin hari terus meningkat. Spekulasi yang sebelumnya hanya mengharapkan hasil padi juga jagung saja dan tidak merasakan peningkatan ekonomi yang berarti maka kami mengawali budi daya bawang merah dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan yang signifikan,” lanjut Sumidi dalam penuturannya ”Kami menggunakan 2,5 kwintal benih bawang merah Tajuk atau tanaman Nganjuk dengan lahan 250 ru dan dalam panen mampu menghasilkan 2,5 ton bawang merah yang siap dipasarkan,” tuturnya.
Dijelaskannya untuk areal lahan yang telah dipakai pembudidayaan tanaman yang berasal dari Iran dan Pakistan pada saat ini menurut Sumidi ada sekitar 3 hektar yang tersebar di desa Gogodeso. ”Awal penanaman pertama di areal atau lahan yang berada di desa Gogodeso kurang lebih sekitar 3 hektar sedangkan untuk yang kedua kami berencana menanam dengan lahan 9 hektar. Sedangkan untuk masa panennya dibutuhkan 60 hari setelah tanam.Dan untuk menjaga hasil panen, kami akan merencanakan mengatur waktu tanam sehingga nantinya kebutuhan bawang merah di Blitar bisa dipenuhi,” jelasnya.
Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang mempunyai nilai tinggi juga strategis, bahkan mampu menjadi sumber kontribusi perkembangan ekonomi bagi para petani. Tanaman umbi selain mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat, selain digunakan sebagai bumbu utama dalam memasak, bawang merah juga sering digunakan sebagai obat tradisional karena bawang merah dikenal sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida, tentu saja kebutuhan bawang merah semakin hari semakin meningkat.
Sumidi juga. berharap kepada pemerintah daerah atau satuan kerja perangkat daerah yang mempunyai komitmen di bidang pertanian merespon positif usaha budidaya bawang merah di desa Gogodeso, yang nantinya petani petani di kabupaten Blitar dapat memenuhi kebutuhan bawang merah di Blitar ”Kami berharap kepada dinas pertanian, agar merespon upaya kami untuk mendukung budidaya bawang merah, baik dengan mendatangkan tenaga ahli, pemberian wawasan budidaya, atau apa pun yang terkait dengan peningkatan hasil bawang merah,” pungkasnya.(Anis)