Blitar, HarianForum.com- “Tiga tahun sudah mulai berbuah dan satu pohonnya mampu menghasilkan kurang lebih 150 sampai 200 buah dalam sekali panen. Sedangkan berat satu buah antara 1,2 sampai 1,7 kilo gram, kesimpulannya jenis apukat Markus bila dibudidayakan dengan sungguh sungguh, sangat signifikan untuk mendukung kekuatan ekonomi petani.karena satu pohon sudah ditawar 2 juta,” jelas Choirul Umam warga desa Pojok kecamatan Garum Kabupaten Blitar menunjuk pohon apukat Markus hasil budidayanya.
Walaupun setiap pohon menghasilkan lebih dari150 buah dengan berat rata rata 1,5 kilogram, namun Umam nampaknya kurang puas dengan pembudidayaan pohon apukat Markus untuk pertama kalinya, baginya pohon apukat Markus yang masih terlalu bongsor, Umam harus memeras otak untuk dilakukan modifikasi agar pohon apukat tersebut bisa lebih diminimalisir lagi baik untuk ukuran besar dan tingginya pohon. ”Untuk hasil memang sudah sesuai dengan keinginan, tapi kami masih perlu melakukan modifikasi, karena dengan ukuran pohon yang lebih minim, diharapkan dalam pembudidayaan apukat nanti bisa dilakukan dilahan yang minimalis,” ungkapnya.
Petani yang selalu kaya ide tentang pembenihan, pembibitan sampai dengan proteksi hama tanaman selain aktif dalam organisasi kelompok petani di desanya dirinya juga selalu aktif melakukan komunikasi dan bimpingan tehnologi pertanian dengan beberapa pengajar dari berbagai perguruan tinggi, Umam mempunyai keinginan merealisasikan pembudidayaan apukat Markus di kabupaten Blitar khususnya di desa Pojok. agar bisa dilakukan secara serius dan aktif, dengan harapan selain untuk mendapatkan makanan buah yang bergizi dengan mudah untuk warga, juga mempunyai nilai ekonomi bagi para petani.
”Pembudidayaan pohon alpukat tidaklah terlalu sulit dan sangat mungkin dilakukan warga desa Pojok karena wilayah kabupaten Blitar rata rata mempunyai ketinggian diatas 150 meter dibawah 200 meter mdpl, sedangkan pohon alpukat bisa tumbuh dan berproduktif di tanam pada area dengan ketinggian 5 – 1500 meter mdpl, akan tetapi harus dilihat varietas buahnya, apakah lebih tepat di tanam di area dataran rendah ke menengah atau menengah ke tinggi agar dapat pohon alpukat lebih berproduktif.
Choirul Umam melanjutkan penjelasannya ”Sedangkan untuk kebutuhan cahaya matahari sebagai proses fotosintesis, pohon tersebut membutuhkan paparan cahaya matahari langsung sekitar 6-10 jam perhari, bahkan apabila paparan cahaya matahari bisa diterima seharian penuh justru bisa berproduktif secara maksimal dan berkualitas pada buahnya,” tandasnya.
Pengurus Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia kabupaten Blitar Raya ini juga menyampaikan kelemahan pada tanaman yang berasal dari Mexico dan Amerika Tengah yang rentan terhadap penyakit cendawan Antraknosa dengan gejala berupa timbulnya bercak pada daun atau bagian lain berbentuk bulat panjang berwana hitam yang akan berlanjut hingga kematian jaringan, juga serangan penggerek buah atau dikenal kumbang moncong.(Anis)