Situbondo, HarianForum.com- Meningkatnya aktivitas politik menjelang pemilihan kepala daerah di kabupaten Situbondo, nampaknya sudah tidak lagi mengusik pikiran, dan konsentrasinya kini tertuju bagaimana membantu kepanikan masyarakat pada saat ini dalam menghadapi pandemi covid – 19 dengan mengembalikan kejayaan hayati dan rempah rempah dari bumi milik bangsa sendiri. Apa yang disampaikan kawan saya Irsan Surya Imana, membuat saya semakin bertambah penasaran dengan pemikiran, gagasan dan apa saja yang telah dilakukan.
Asap cair premiun yang dibuatnya dengan kawan kawannya telah mampu menyembuhkan 20 penderita akibat serangan virus. Meskipun telah berhasil memanfaatkan asap cair yang bisa menyembuhkan, dirinya tidak butuh penghargaan, apalagi opini opini untuk kepentingannya sendiri, tidak pernah ada. Yang ada hanyalah satu tujuan bahwa semua yang dilakukannya semata bagi sesama yang membutuhkan.
Kurang lebih 5 tahun saya mengenalnya, kadang dalam perbicangan ada celetuk mengingatkan bahwa perjuangan yang ideal dan bisa diterima orang lain itu sangat sulit dan melelahkan. Saya mengakui selain mempunyai pengetahuan atau wawasan yang luas, ketrampilan dalam pertanian juga sangat mumpuni. Dan saya juga tidak heran kalau kawan saya sudah terbiasa dalam berinteraksi dengan orang orang yang mempunyai pengaruh di pemerintah baik di tingkat lokal, regional bahkan nasional. Koneksinya tidak sedikit, tokoh tokoh mulai dari elit politik, aparatur pemerintah bahkan beberapa pejabat setingkat menteri.
Meskipun peluang peluang tersebut sebenarnya terbuka lebar dan bisa menjadikan dirinya seorang oportunis atau individu yang memproritaskan kepentingan untuk dirinya sendiri, namun kesempatan tersebut sama sekali tidak dimanfaatkan sedikitpun olehnya. Bahkan sebaliknya sering kali kawan saya melakukan perlawanan atas kebijakan pemerintah setempat yang dianggap tidak responsif atau tidak membela kepentingan orang banyak atau masyarakat.
Dalam dialog kurang lebih 120 menit , yang paling membuat saya tertarik ketika kawan saya menyampaikan, bahwa yang dibutuhkan oleh rakyat sebagai pemilik bangsa ini adalah seorang pemimpin yang visioner, mau dan mampu berpikir sekaligus menjalankan kebijakan demi anak anak bangsa ke depan untuk bisa lebih baik. Bukan hanya berfikir sampai “disini” sembari jari tangannya di masukkan saku kaos oblongnya yang terlihat lubang lubang pada lengannya.
Saya menangkap pemikiran yang disampaikan kawan saya, bahwa kebayakan para elit yang masuk sistem kekuasaan pada saat ini tidak mau berfikir keras menciptakan sebuah karya yang bermanfaat untuk masyarakat secara konkret dan realistis, bukan sukses hanya menata anggaran.
Tetapi kenyataannya yang terjadi, kebanyakan elit kekuasaan saat ini sudah merasa puas atas prestasi dengan berdasar pengakuan yang diperoleh dari sebuah lembaga formal, menggunakan hitung hitungan kepentingan politis, bukan sebuah perhitungan nilai kemanfaatan dalam pengambilan kebijakan yang bisa memenuhi dan sesuai apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Diceriterakan anak ruh Mbah Surono Danu yang liar, bahwa asap cair grade premium Mari Sejahterakan Petani Indonesia, berhasil diproduksi dimana dirinya tinggal, bukan kucuran bantuan dari anggaran pemerintah daerah, lembaga negara, badan milik negara atau apapun yang berkaitan dengan negara maupun pemerintah.
Namun berhasilnya dibangun instalasi asap cair, atas dukungan semangat dan niat bersama menghadapi pandemi virus corona dari beberapa elemen masyarakat Situbondo, MSP Indonesia Cirebon bahkan dibantu oleh seorang kuwu atau kepala Desa Gegesik Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.(Ans)