Serba-serbi

Pengeboran 120 Meter Tidak Sesuai Harapan, Dusun Kedung Biru Krisis Air 

172
×

Pengeboran 120 Meter Tidak Sesuai Harapan, Dusun Kedung Biru Krisis Air 

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- Memasuki 8 bulan musim kemarau, tidak hanya kelangkaan air yang terjadi namun saat ini air tanah tidak tersedia lagi untuk memenuhi kebutuhan paling penting warga dusun Kedung Biru, Kalitengah, Panggungrejo, kabupaten Blitar.

Kekeringan yang melanda di kabupaten Blitar terutama di daerah selatan, tidak hanya menipisnya sumber air dari sumur saja, namun air sungai yang ada di daerah pegunungan selatan sudah terlihat sangat sedikit debit airnya bahkan nyaris tidak ada aliran yang terlihat.

Kalitengah desa di kecamatan Panggungrejo salah satu dari sekian daerah yang mengalami darurat krisis air, bahkan hampir kurang lebih selama 6 bulan warga sudah harus membeli untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Saiful Agus Arifin, kepala dusun Kedung Biru tidak menampik bahwa kekeringan akibat musim kemarau, krisis air benar benar terjadi di daerahnya. ”Kalau dulu apabila masuk musim kemarau, harapannya pada sumur bor.Namun saat ini sumur bor juga kering, bahkan kami sudah sudah kehabisan cara untuk mendapatkan air karena walaupun kita melakukan pengeboran sampai 120 meter namun air tidak merata untuk didistribusikan kepada warga,” jelasnya.

Kasun Kedung Biru melanjutkan penjelasannya, untuk memenuhi kebutuhan per kepala keluarga dengan 4 orang anggota keluarga, dibutuhkan 2000 liter air untuk satu minggu, sedangkan di dusunnya terdapat 190 kepala keluarga.

Namun Syaiful sangat bersyukur dengan adanya bantuan selain dari BPPD kabupaten Blitar setiap mingggunya, bantuan juga diterima dari gerakan simpatik sosial dari beberapa lembaga swadaya masyarakat, komunitas aktivitas warga antara lain NU, LMI, BPS, PMI, Yatim Mandiri, Rumah Pintar, Bocah Blitar Comunity dan aktivis simpatik sosial lainnya yang telah mendistribusikan bantuan air bersih di Kedung Biru.

”Bantuan suplai air di dusun kedung biru selain dari BPPD kabupaten Blitar 12.000 liter setiap minggunya, bantuan air juga kami terima dari beberapa lembaga dan komunitas pada setiap harinya dengan 10.000 sampai 15.000 liter. Kami mewakili warga kedung biru menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak atas bantuan air bersih bagi warga kami,” ungkap Saiful Agus Arifin.

Berubahnya fungsi hutan menjadi lahan garapan atau lahan penanaman tanaman yang tidak bisa menyimpan air atau bahkan nenyerap air dimungkinkan menjadi salah satu penyebab serta pendukung dengan semakin berkurangnya debit air tanah. Syaiful Agus Arifin sangat berharap kepada pihak baik pemerintah daerah, perusahaan pengelola hutan dan pihak lain yang terkait dengan pengelolaan kawasan hutan agar secepat mungkin melakukan penataan kembali lingkungan kawasan hutan dan gerakan penanaman kembali pohon pohon yang dapat menyimpan air di desanya sebagai langkah bijak penyelamatan lingkungan dimasa mendatang.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *