HarianForum.com- Di areal tambang batu kapur milik warga, di Dusun Krajan, Desa Jadi, Kecamatan Semanding. Telah ditemukan sebuah gua di bawah tanah di Tuban. Kini penemuan itu diteliti kelompok pemerhati dan peneliti gua, Asosiasi Wisata Goa Indonesia (ASTAGA) dan mahasiswa pecinta alam Tuban.
Awalnya gua tersebut ditemukan Totok Sugianto (24), anak pemilik lahan. Saat itu, Kamis (02/08/2018) sore Totok sedang menggergaji batu kumbung (kapur) bersama rekan kerjanya. Totok bersama rekannya merasakan angin dari balik batu pas digergaji. Karena penasaran, Totok dan rekannya langsung memperbesar lubang untuk melihat di dalam tanah bebatuan tersebut. Dengan menggunakan tangga bambu, keduanya turun hingga kedalaman sekitar 8 meter.
Setelah memasuki ke dalamnya ternyata ditemukan hamparan rongga gua yang luas. Lorong gua sendiri terbentang hingga sekitar 200 meter panjangnya. Karena khawatir dengan kondisi yang gelap dan sulitnya oksigen yang membuat dirinya sulit bernafas, Totok dan temannya akhirnya kembali keluar dan menceritakan apa yang dialaminya kepada warga.
Totok mengungkapkan “Panjang sekali masuknya dan gelap, sehingga kita balik saja. Apalagi nafas sesak rasanya”.
Polisi yang mendapat laporan segera mengecek lokasi. Akhirnya polisi memutuskan menutup lokasi penemuan gua itu, karena dinilai sangat berbahaya.
Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono di lokasi mengatakan “Jadi kita bisa lihat bersama ada galian yang cukup lebar yang dalam banget dan membahayakan bagi warga jika ingin melihat terowongan kecil itu yang diduga ada guanya. Menurut warga dan orang tua di sini, itu kalau musim hujan ada airnya. Jadi kami putuskan untuk ditutup saja karena sangat berbahaya lokasinya,”.
Camat Semanding pun juga sepakat areal menuju gua ditutup terlebih dahulu, karena sangat rawan lokasinya. sedangkan warga sekitar masih banyak yang ingin melihat temuan gua tersebut meski telah dipasang garis polisi. Apalagi dari cerita Totok, gua tersebut sangat indah dan banyak stalagtit.
Berdasarkan penelitian awal dari tim ASTAGA dan pecinta alam, gua ini berada pada ketinggian 97 mdpl dengan koordinat 06°56’18.3″ S 111°59’52,7″ E. Pintu gua ini ditemukan tepat di lokasi tambang batu kapur ini.
Menurut salah satu tim peneliti, Nafikkurohman, gua yang baru ditemukan ini merupakan gua dengan resapan air yang sangat bagus dan indah. Ini dibuktikan adanya banyak genangan dan terbentuknya banyak ornamen. “Air resapan dari permukaan ini yang menjadi salah satu penyebab bermunculannya ornamen. Kalau belajar dari Gua Jati Jajar di Kebumen, di balik kolam dengan lorong yang sangat panjang juga di temukan lorong pula. Bisa jadi gua ini juga seperti itu,” ujar Nafikkurohman kepada wartawan di lokasi.
Sementara Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Tuban melihat langsung lokasi. Disparta sangat berharap gua anyar ini bisa jadi potensi desa wisata. sebagai langkah awal nantinya perlu dilakukan penelitian oleh tim ahli, setelah itu bisa dikoordinasikan oleh pemerintah desa setempat. Koordinasi ini perlu karena lokasi gua di tanah tambang batu kapur milik warga.
Suwanto menambahkan “Kalau pemdes tentunya bisa jadikan desa wisata, tetapi butuh kehati-hatian karena ini di lokasi tanah penambangan batu milik warga. Bisa saja nanti warga beralih profesi dan tidak lagi menambang batu,”.(Nur)