Blitar, HarianForum.com – Sikap bijak yang merubah bahkan menghilangkan penggunaan kimia pada tanaman menjadi sebuah harga mati bagi Pemerintah Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Hadirnya para pakar pertanian dan akademisi Universitas Brawijaya sebagai narasumber, yakni Prof.Dr.Ir Gatot, Dr.Ir.Sugiat, Prof.Dr.Ir.Abdul Latif A, dan Fery Abdul Choliq ,SP, MSc dalam acara Trainer Of Training Pengendalian Hama, Kamis (25/1/18) di balai desa, memperlihatkan keseriusan Desa Gogodeso membentuk desa pertanian organik dan mandiri benih.
“Keseriusan Desa Gogodeso untuk mentransfer teknologi pertanian secara utuh dengan menggunakan medologi Sekolah Lapang Pengendaliann Hama Terpadu, dan para petani diberi bimbingan untuk mengurangi penggunaan pestisida, merupakan keputusan yang luar biasa.” Ungkap Dr.Ir Sugiat sambil mengacungkan jempolnya.
Menurutnya, pestisida kimia dalam bentuk apapun adalah racun. Sementara Prof.Dr.Ir Abdul Latief Abadi, menyampaikan tidak perlunya petani takut terhadap banyaknya hama penyakit yang terjadi saat ini.
Lebih lanjut Prof.Dr.Ir Abdul Latief Abadi memaparkan, “Terbiasanya petani menjadikan agrokimia yang tinggi dalam kehidupan pertanian tidak akan membuat lebih baik, akan tetapi semakin lama tanah semakin rusak akibat penggunaan kimia yang terlalu tinggi, dan kerusakan tanah tersebut justru akan memunculkan hama penyakit.” Ungkapnya.
Dirinya menambahkan, “Perihal tersebut tidak perlu ditakuti, namun dipelajari untuk mencegah atau mengendalikan hama penyakit.” Pungkasnya. (anis/nur)