Pertanian

Para Ahli Pertanian, Mendukung Gerakan Petani Millenial Blitar Raya

220
×

Para Ahli Pertanian, Mendukung Gerakan Petani Millenial Blitar Raya

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- “Saya sangat merespon dengan hadirnya anak anak muda di Blitar yang terjun di dunia pertanian, dan telah membudidayakan tanaman sayur sayuran dataran rendah yang sehat. Namun gerakan petani muda bijaknya harus ada pendamping, agar tetap berkelanjutan. Untuk itu saya sarankan, petani muda menjalin hubungan dengan pos pelayanan agen hayati atau PPAH, agar faham dan mengerti terhadap agen agen hayati seperti PGPR, Trichoderma, Beauvoria, Vertisium dan agen hayati lainya. Petani muda yang hebat itu, petani muda yang terus bertani atau mengolah pertanian dengan komitmen, konsisten serta profesional. Petani muda seperti itu yang menjadi bagian dari pembangunan bangsa,” tutur Ahli Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Dr. Ir. Gatot Mudjiono yang merespon ketertarikan generasi muda yang telah terjun di dunia pertanian, menjawab Harian Forum.com melalui telepon seluler, Senin (24/08).

Meskipun masih tanaman kangkung dan bayam sehat atau tanaman sayur sayuran tanpa menggunakan pupuk dan pestisida dari pabrikan yang dibudidayakan oleh komunitas anak muda Sekata Blitar Raya. Namun terlihat beberapa rombongan datang dilahan tanam untuk membeli dengan memetik sendiri dilahan yang berlokasi di desa Tumpang kecamatan Talun kabupaten Blitar.

Lahan tanam seluas 250 ru yang digunakan komunitas anak muda ini sudah cukup memadai bagi ukuran pemula di dunia pertanian. Diungkapkan Mardian, masih sebatas tanaman kangkung dan bayam yang saat ini bisa dipanen, menurutnya karena kegiatan dengan teman temanya masih terhitung permulaan. “Baru saja kegiatan ini, makanya yang kami tanam bersama teman teman saat ini hanya kangkung dan bayam. Tetapi teman teman mempunyai konsep untuk nantinya tanaman lain seperti pepaya, strawberry, jeruk nipis, mentimun, labu, dan masih banyak yang lainnya untuk dibudidayakan dilahan ini,” jelasnya.

Respon dukungan dengan adanya petani milenial di Blitar, juga datang dari salah satu pengurus DPP Gerakan Petani Nusantara H.Syaikhu Ahmad.Selain petani, namun ahli pembuat pupuk bokhasi, agen hayati trichoderma, dan PGPR serta ilmu budidaya hortikultura dan tanaman pangan juga ketua forum komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya atau P4S Jawa Timur ini, memberi sambutan positif dengan hadirnya generasi muda yang mulai turun di dunia pertanian.

“Saya sampaikan selamat datang untuk para generasi muda yang terjun di pertanian. Bertani anak anak muda jelas berbeda dengan bertaninya orang tua. Kalau bertani orang tua yang dikerjakan orientasinya hanya pada peningkatan produksi hasil panen. Dan perihal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan petani milenial selain melakukan budidaya baik tanaman sayuran maupun pangan secara profesional yang mendatangkan keuntungan, namun tidak meninggalkan wawasan tentang kesehatan. Petani milenial dalam bertani tetap konsisten menjaga budidaya tanaman sehat dan menjaga kelestarian lingkungan, maka secara otomatis petani muda tersebut ikut serta secara langsung membantu negara dalam menyehatkan masyarakat. Blitar luar biasa akan potensi potensi kearifan lokal, dan saya percaya petani muda atau petani milenial di Blitar mampu melakukan apa yang diharapkan oleh bangsa dan negara. Sekali lagi saya ucapkan selamat di dunia petani milenial, dan pesan saya. Selalu menjaga kesolidan, dan berkreasi tidak sendiri, namun dengan berkoloni atau melakukan secara berjamaah yang nantinya akan memperoleh hasil yang melimpah dibanding bertani sendiri,” pesan H. Syaikhu Ahmad inisiator wisata tani Betet, Nganjuk.

Apa yang dilakukan Dian dan teman temannya Sekata Blitar Raya dalam bertani, patut memperoleh apresisai. Kegiatan positif anak muda dalam dunia pertanian di Blitar, diharapkan mampu mengubah presepsi tentang profesionalitas petani hanya bisa dan dilakukan oleh orang tua saja. Justru di dunia pertanian banyak sekali persoalan persoalan yang harus dihadapi dengan kemampuan yang didukung tehnologi pertanian dari benih, bibit, persiapan lahan, tehnis tanam, pemeliharaan, cuaca, pendelaian hama penyakit, panen dan pengelolahan hasil panen dan persoalan lainnya.

Maka kemampuan untuk berkreasi maupun berinovasi di era digital, petani milenial akan lebih mempunyai banyak kesempatan untuk menggali maupun berekpresi dengan mode masanya, dengan namun tidak meninggalkan disiplin dalam bertani dan selalu mengikuti perkembangan tehnologi pertanian. Petani milineal tidak hanya mengikuti pewaris saja, namun gerakan petani muda atau petani milenial harus melakukan kreasi, inovasi, modifikasi tehnologi di bidang pertanian yang nantinya mampu membentuk gerakan pembaruan dalam pembangunan pertanian signifikan ke depan.

“Kalau saat ini kami dan teman teman pastinya masih banyak membutuhkan, terutama adanya bimbingan tentang pengetahuan pertanian dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengendalian penyakit tanaman. Kalau untuk pengembangan, pemasaran dan penjualan kami dan teman teman berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasinya,” tandas Mardian.

Ayip Said Abdullah, koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan atau KRKP Bogor, mendukung penuh lahirnya petani milenial di Blitar. Ayip mengungkapkan sudah waktunya anak anak muda mengubah prespektif petani dan kembali ke dunia pertanian,” petani muda sangat penting keberadaannya saat ini. Karena pertanian menjadi tonggak tegaknya Nusantara ini. Menjadi penting bagi anak anak muda untuk mengambil bagian membangun Nusantara, melalui pertanian. Jika selama ini sektor pertanian dipandangan sebagai sektor tak menjanjikan, itu tidak benar karena nyatanya banyak anak anak muda bisa hidup layak bahkan kaya dari pertanian. Jadi jangan ragu untuk kembali ke pertanian menjadi petani memajukan nusantara,” tutur Ayip Said Abdullah kepada petani milenial di Blitar Raya.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *