Blitar, HarianForum.com- “Kepemimpinan baru di kabupaten Blitar merupakan hasil pemilihan rakyat dan harus disikapi bijaksana oleh seluruh masyarakat atau warga kabupaten Blitar. Keputusan pak Riyanto dan mas Henis tidak melakukan gugatan hasil pilkada, merupakan sebuah langkah yang menunjukkan kearifan luar biasa dari pemimpin. Saya sangat mengapresiasi bahwa keputusan beliau – beliau merupakan pencerminan dari seorang negarawan, semua yang dilakukan untuk kebaikan bersama, terutama untuk kabupaten Blitar,” ungkap KH.cRochmat Khudori, S.Ag, MH, menjawab pertanyaan Ngopi Bareng.com dan Harian Forum.com, 1 bulan menjelang pergantian kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten Blitar (18/01).
Pengasuh pondok pesantren Tarbiyatus Sholihin, desa Kuningan, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar juga menyampaikan bahwa masyarakat sebaiknya juga jangan apriori terhadap mak Rini atau Rini Syarifah, calon bupati Blitar terpilih. Disampaikan KH. Rochmat bahwa Rini Syarifah adalah manusia biasa yang diberi karunia oleh Allah berupa akal dan budi, dan merupakan potensi pemimpin. Dosen agama Universitas Islam Blitar atau UNISBA menukil hadist Nabi Muhammad SAW. “Kullukum ro’in, wakullukum mas ulun ‘aro’iyyatihii” yang mempunyai arti bahwa setiap kalian (manusia) merupakan pemimpin. Dan kalian (manusia) akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. KH. Rochmat Khudori melanjutkan penjelasan hadist tersebut, bahwasanya apapun yang telah menjadi tanggung jawab harus mampu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Kepemimpinan itu tidak hanya persoalan memperoleh posisi, akan tetapi, sebuah kemimpinan selalu berkaitan dengan tanggung jawab. Saya percaya dan itu yakin, nanti dalam menjalankan kepemimpinannya nggak mudah dan sangat berat, mak Rini akan mengalami hambatan, godaan dan seterusnya dan seterusnya. Bahkan kadang kadang godaan itu berangkat dari orang orang yang ada disekelilingnya. Makanya mak Rini harus benar hati – hati, pintar memilih dalam arti selektif bukan mencari,” jelasnya.
Ditanya perlunya dibentuk tim transisi dalam pemerintahan Bupati yang baru, mantan anggota DPRD kabupaten Blitar fraksi Partai Kebangkitan Bangsa periode 1999 – 2004 ini, menegaskan bahwa tim transisi memang dan sangat diperlukan. Disampaikan H. Rochmat, karena visi misi bupati sebelumnya tidak sama dengan visi misi bupati yang akan datang. Sementara Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD sudah disetujui oleh DPRD. “APBD yang sudah di dok tidak bisa ditambah, dikurangi atau intinya tidak bisa dirubah. Sedangkan APBD untuk tahun 2021 merupakan hasil visi misi pemerintahan yang lalu.Maka perlu adanya sinkronisasi dalam masa transisi. Kalau mak Rini ingin aman, dalam memilih tim atau bahasa lain dikerucutkan tim transisi, didalamnya harus terdapat orang orang yang kapabel, kredibel dan berbudi pastinya,” terang wakil ketua dewan pendidikan kabupaten Blitar, sembari tersenyum.
KH. Rochmat Khudori mengingatkan, bahwa pembuatan kebijakan sampai pada penetapan anggaran, harus benar benar menggunakan prinisip-prinsip good governance. Mengambil resiko yang besar apabila pengelolaan anggaran yang nota bene uang rakyat dibuat atas dasar hanya untuk kepentingan individual maupun kelompok. Karena dampak maupun akibat dari pembuatan kebijakan yang tidak mengacu proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama menyebabkan kepentingan publik yang seharusnya lebih mendapat prioritas, akan menjadi terabaikan.
Sementara disinggung tentang kepala daerah atau bupati perempuan yang rencananya akan dilantik pada pertengahan bulan Pebruari 2021 nanti, ditempat dan waktu yang sama Nyai Hj. Qonitah, menyampaikan pendapatnya baik dalam kapasitasnya sebagai legislatif maupun sesama perempuan yang sama sama terlibat dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Wakil ketua komisi IV DPRD kabupaten Blitar, merasa optimis akan terbangun komukasi politik dengan baik.
“Harapan saya tentu saja sesama perempuan nantinya akan lebih mudah menjalin komunikasi atau menyampaikan aspirasi. Kami sangat percaya, dengan menggunakan bahasa perempuan nantinya lebih mudah melakukan kerja sama dan sinergitas, karena tidak ada jarak dalam melakukan komunikasi sesama perempuan,” tutur ketua Muslimat NU Kanigoro.(Ans).