Pati, HarianForum.com- Kembali Duta Milenial Pembangun Pertanian Susanto Ketua P4S Joglo Nganjuk belum lama ini, hadir di Kabupaten Pati Jawa Tengah guna memberi Desain pertanian terpadu berbasis Bioreaktor kapal selam, dimana Bioreatok kapal selam ini yang merubah bahan organik, atau sampah pasar dirubah jadi pupuk organik dan bisa memproduksi Gas mektan.
Dimana Gas tersebut untuk menstimulus mengantikan BBM mesin solar yang digunakan utk pembangkit Listrik. Keberadaan listrik yang ada di lahan persawahan untuk melengkapi teknologi yaitu light trap insect sebagai lampu perangkap hama yang bekerja setiap hari selalu bekermemutus sikles hama sehingga hama bisa terkendali.
Selain itu, juga untuk samersibell atau pompa air, untuk penerangan kandang, juga untuk instrumen stimulus sistem dan lain – lain. Kemudian pupuk organik yang di hasilkan dari bioreaktor akan di kirim kelahan pertanian guna sebagai nutrien tanaman.
Kehadiran duta milenial ini diundang desa desa guna memberikan arahan mulai dari kelembagaan hingga masalah teknis yang di hadapi para petani, Sehingga para petani akan faham dengan konsep serta peran petani, peran bumdes dan pendamping.
Dengan tidak ada lagi biaya angkut dan biaya tebar pupuk organik. Disitulah terjadi efisiensi dan Dampak kedepan petani akan mandiri karena sudah punya pabrik pupuk di lahan pertanian.
Selainitu, lokasi tersebut akan sebagai percontohan pertanian Terpadu yang mengedepankan kearifan lokal, kemandirian petani, secara berkelanjutan.
Pendampingan ini dilakukan bersama dengan Sobri yang merupakan penemu Bioreaktir Kapal Selama yang tahun 2019 dianugrahi juara 1 tingkat Nasional oleh Kemenriktek dikti.
Sebagai Duta Millenial Susanto mengatakan konsep ini sebenarnya sudah lama ada tapi masih berputar pada penelitian atau di laboratorium, sekarang di wujudkan dan di lengkapi hasil hasil karya anak bangsa dengan sentuhan teknologi yang ramah lingkungan.
“Maka desa desa tersebut akan berdikari diatas tanahnya sendiri. Itu pesan Bang Proklamator kita Presiden pertama Republik Indonesia. Yang bisa menghubungkan atas kebutuhan petani di lahan,” ujar Susanto.
Lebih lanjut, Duta millenial ini mengatakan, Keputusan untuk membangun terapan ini memang tidak mudah, wajar kalau di desa timbul tarik ulur dengan masyarakat.
Namun semua hal itu bisa di putuskan karena musyawarah desa. Sehingga kegiatan ini bisa di anggarkan dari Dana Desa yang pembuatannya di lakukan oleh masyarakat dengan space yang sudah di siapkan oleh Bapak Sobri sebagai pemegang hak cipta.
Selain petani mendapat hasil pertanian, petani juga mendapat hasil peternakkannya juga sebagai nilai tambahnya adalah esfisiensi.
“Kedepan arah dari kegiatan ini adalah 5 M yakni Mandiri energi, Mandiri pupuk, Mandiri air, Mandiri benih baru menuju Mandiri pangan,” pungkas Susanto.
Reporter : Nur Kholifah