Blitar, HarianForum.com – Saat ini bupati Blitar Hj.Rini Syarifah terus mendorong program One Village One Product atau gerakan satu desa satu produk , sebuah program gerakan revitalisasi ekonomi regional dimana masyarakat mengembangkan sebuah produk khas , menjadi kebanggaan kearifan lokal yang mampu mempunyai nilai kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.
Setya Budianto salah satu warga merupakan penggiat desa Kotes , kecamatan Gandusari , kabupaten Blitar juga menyampaikan bahwa di desanya sedang gencar menggalakkan program One RT One Product.Menurut Antok panggilan Setya Budianto , program satu rukun tetangga satu produk yang mengolah hasil dari tanaman obat keluarga menjadi produk minuman maupun makanan , merupakan upaya pemerintah desa bersama masyarakat untuk menambah berdayanya ekonomi desa dan sebagai upaya pengembangan desa Kotes menjadi wisata kampung toga.
Setya Budianto mengungkapkan bahwa program One RT One Product di desa Kotes telah memberdayakan 13 rukun tetangga atau RT dengan pendampingan baik inovasi maupun tehnologi.Dalam program , setiap rukun tetangga harus memiliki sedikitnya satu produk olahan dari tanaman obat keluarga atau toga yang berbeda .” program one RT one product merupakan salah satu visi dan misi kepala desa saat ini , selain memiliki untuk membangkitkan kembali bahwa desa Kotes pada tahun 1993 pernah menjadi juara 1 lomba toga di tingkat nasional , program ini juga menjadi gerakan masyarakat memberdayakan potensi ekonomi desa ” ungkapnya (2/4).
Usaha memperoleh penjelasan secara langsung tentang strategi dan orientasi pengembangan tanaman obat keluarga atau toga , Harian Forum.com tidak berhasil menemui kepala desa Kotes.Tidak bertemunya dengan kepala desa , karena terkendala adanya kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan.Namun Setya Budianto menyampaikan penjelasan kepala desa Kotes melalui salah satu aplikasi pesan.
Disampaikan Antok dalam penjelasannya , bahwa Maryana , SE menyampaikan bahwa dalam mengembangkan tanaman obat keluarga atau toga , dirinya mengaku
telah mengadakan nota kesepakatan dengan fakultas teknologi pertanian universitas Brawijaya Malang mulai
edukasi , riset , pengabdian kepada masyarakat sampai dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Maryana menegaskan dalam penjelasannya , bahwa pengembangan potensi ekonomi desa khususnya kemitraan produksi dari bahan dasar toga atau tanaman obat keluarga , masing masing rukun tetangga sudah berhasil memproduksi minuman dari toga, dimana setiap rukun tetangga berbeda produksi hasil olahan , merupakan visi dan misinya sebagai kepala desa.Kedepan, progran One RT One Product mampu membawa desa Kotes menjadi destinasi wisata kampung toga yang terintegrasi , berbasis pada wilayah wilayah rukun tetangga.
Dalam pesan , kepala desa Kotes memberikan contoh di RT 01 RW 01 pada saat ini masih mempunyai satu produk yaitu Gulas Extrak.Untuk kedepannya RT 01 RW 01 minimal harus mempunyai empat produk dengan bahan baku utamanya dari tanaman asam , baik buah atau daunnya yang bisa diolah dalam bentuk minuman ataupun makanan ringan.
Konsekuensinya warga RT 01 RW 01 juga harus membudidayakan tanaman asam yang digunakan sebagai penyedia bahan baku .
Ditambahkan penjelasannya , bahwa desa Kotes menjadi kampung toga yang terintegrasi , dimana mulai bahan baku pengolahan sampai pemasaran dilakukan oleh warga di rukun tetangga masing masing.Maryana juga berharap nantinya di desa Kotes tidak ada pengangguran .Semua warga bisa mendapat efek positif secara ekonomi dengan terwujudnya wisata kampung toga yang terintegrasi.Dirinya atas nama pemerintahan desa , optimis bisa mewujudkan program One RT One Product dan meminta dukungan dari semua pihak untuk maju bersama , sejahtera bersama.
Mempunyai 80 jenis tanaman obat keluarga atau toga yang berada di demplot RT 01 RW 01 , Endang Sofwati salah satu anggota kelompok wanita tani menuturkan program budidaya toga dari kepala desanya , merupakan kebijakan yang tepat untuk menciptakan berdayanya masyarakat terutama pada ekonomi.Dituturkan juga di kelompoknya , Endang bersama penggiat tanaman obat keluarga lainnya , telah mengolah serta memproduksi minuman ringan Gulas atau gula asam dengan menggunakan bahan yang diperoleh dari desanya. ” saya tertarik dengan inovasi serta tehnologi dalam pembudidayaan tanaman , khususnya toga sayur.Misalnya menanam dengan menggunakan hidroponik , meskipun secara sederhana namun bisa menghasilkan tanaman yang berkualitas.Juga menanam secara vertikal atau vertikultur , serta mengengembangkan tanaman dengan cara yang lain.Pembuatan demplot tanaman toga merupakan program dari desa , bahwa disetiap satu rukun tetangga ada satu produk yang berbeda dengan memanfaatkan dari hasil tanaman toga yang nantinya desa Kotes menjadi desa wisata kampung toga ” tutur Endang .( Ans ).