Tuban, HarianForum.com- Seorang nenek janda renta bernama mbok Darni (68) asal Dusun Jetis RT 05 RW 01 Desa Sidomukti Kecamatan Kenduruan seluruh tubuhnya melepuh akibat tersulut Gas LPG melon ukuran 3 kilogram. Sehingga, membutuhkan uluran tangan dari semua pihak. Sabtu (27/7).
Informasi berhasil dihimpun, Mbok Darni pada aktifitas kesehariannya sebagai buruh kebun hidup bersama seorang anak laki lakinya bernama Darokim (29) di rumah sederhananya. Sedangkan, suaminya sudah meninggal sejak satu tahun yang lalu.
Cerita miris berawal saat mbok Darni pada Jumat (19/7) pagi, sedang memasak di dapur dengan menggunakan kompor gas.
“LPG habis (kosong) kemudian saat mengganti lupa tidak mematikan regulatornya. Sehingga, ketika dibuka terkena letupan api dari LPG tersebut.” Kata Muslih.
Namun, setelah mbok Darni mendapatkan luka bakar yang serius di sekujur tubuh itu, dengan alasan tidak ada biaya untuk berobat atau meriksakan seluruh luka bakarnya. Dirinya selama tiga hari hanya bisa berbaring di kamar rumah miliknya dan mendapat perawatan ala kadarnya.
“Beruntung ada ketua jamaah panotogomo yang berisiatif melaporkan kejadian tersebut ke pemerintahan desa untuk membawa mbok Darmi dibawa puskesmas,” tutur perangkat Desa Sidomukti, Heru
Melihat keadaan itu, beruntung ada jamaah panotogomo yang kemudian menjenguk mbok Darni untuk Melakukan mediasi antar keluarga. Karena, Sebelumnya korban khawatir dan ketakukan terhadap biaya rumah sakit, sehingga dirinya memilih di rawat dirumah.
“Setelah berhasil membujuk dan merayu korban untuk dibawa dan dirawat ke puskesmas Jatirogo berhasil. Kita bawa korban ke puskesmas akan tetapi, luka bakar yang didapat mbok Darni akibat kompor gas meleduk itu, korban mbok Darni harus di rujuk dibawa ke rumah sakit umum Tuban guna mendapatkan penanganan luka bakar yang ia alami,” tutur Ketua Panotogomo, Muslih kepada wartawan.
Dengan demikian, lanjut Muslih kemudian dilakukan upaya kita Pengalangan dana buat korban untuk menutupi biaya obat.
“Alhamdullilah, ada beberapa donatur dari medsos yang rela membantu kesembuhan mbok Darni. Namun, kita khawatir keterbatasan jaminan kartu sehat dari pemerintah juga akan berpengaruh pada biaya obat lain – lain yang mahal. Jika, hal itu dialami si mbah yang tidak mampu secara finansialnya. Ia berharap ada pihak pihak yang dapat membantu biaya pembelian obat atau salep buat korban,” katannya.
Sementara itu, oleh Perangkat Desa Setempat, Heru menjelaskan. “Korban sudah mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga korban untuk sementara dapat tertangani dengan baik. Dengan begitu, Pemdes akan berterima kasih jika ada pihak pihak lain yang dapat dikoordinasikan terkait untuk kesembuhan dan pengobatan mbok Darni.
“Soal kemanusiaan sesama Warga. kita juga harus prioritaskan kesembuhannya apalagi keluarga tidak mampu,” tutupnya.