Blitar, HarianForum.com – Resas, tidak menentu tidak ada kepastian, itulah gambararan nasib petani saat ini karena kegagalan panen akibat hama wereng yang menyerang tanaman mereka.
Melihat keadaan demikian Gerakan Petani Nusantara GPN tidak tinggal diam, hari ini Jumat (07/7/17) di Bali Desa Gogodeso, Kec kanigoro Blitar mereka duduk bersama, menyamakan vissi, apa yang harus dilakukan untuk membantu petani mengurai persoalan terkait hama tanaman.
Setidaknya ada 40 pakar Agens Hayati se- Jawa Timur hadir pada diskusi malam ini, sekaligus untuk persiapan sarasehan besok Sabtu (08/7/17). Ikut hadir ditengah-tengah mereka Dr. Hermanu Triwidodo, ketua GPN Pusat sekaligus pendamping petani, Suwito, SH ketua DPRD Kabupaten Blitar dan para pakar Agens Hayati, secara bergiliran mereka menyampaikan gagasanya, agar petani bisa keluar dari masalah hama tanaman yang selalu menghantui mereka.
Dr. Hermanu Triwidodo menekankan sebagai pendamping petani, harus sigap dengan persoalan yang dihadapi petani dilapangan, bukan saja masalah wereng yang sat ini terjadi namun masalah-masalah sosial lainya juga menjadi tanggung jawab pendamping sepanjang itu terkait dengan kepentingan petani.
Suwito, SH mengatakan, “Sebenarnya saya kepingin banyak mendengar dari para pakar Agens Hayati ini, sehingga muncul rekomendasi kepada saya untuk bisa saya bawa, dan kemudian ditindak lanjuti sesuai tupoksi saya sebagai wakil rakyat”. Ujarnya
Ditambahkan, “untuk urusan pertanian sebenarnya masuk dari arah manapun bisa, pembahasan mulai dari bibit, pupuk dan lainya, sebenarnya tehnologi sudah ada, yang jelas kita akan lakukan hal-hal diluar yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah, sehingga kita bisa memprotek petani dengan Perda yang memang betul-betul dibutukan oleh petani”.
Sementara itu Choirul Anam kepala Desa Gogodeso yang juga pendamping petani menyampaikan, menyikapi persoalan gagal panen yang dialami petani saat ini, dirinya melakukan dua hal sebagai upaya jalan keluar.
Pertama bergerak dan kerja riil, diskusi dan sarasehan untuk mengupas persoalan dan mencari jalan keluarnya, kemudian langkah yang kedua yaitu dengan cara ritual keagamaan dan seni budaya, untuk keagamaan, dilakukan doa bersama, bermunajat kepada Allah SWT dalam bentuk istighosah khusus mendoakan kesejahteraan dan keselamatan petani. Selain itu juga akan melakukan ritual selamatan ala adat jawa(snk)