Ekonomi

Menggairahkan Semangat Bertani, Beras Sehat ”Pak Tani Godes” Diproduksi

237
×

Menggairahkan Semangat Bertani, Beras Sehat ”Pak Tani Godes” Diproduksi

Sebarkan artikel ini
Bumdesa Sejahtera Abadi Gogodeso, produksi beras sehat.

Blitar, HarianForum.com- Badan Usaha Milik Desa atau BumDesa milik warga desa Gogodeso, kecamatan Kanigoro, kabupaten Blitar, akhirnya meluncurkan produk dalam kemasan.Bahan makanan pokok yang dilaunching oleh Bumdesa Sejahtera Abadi, berupa beras sehat dengan 5 kilogram pada setiap kemasannya.

Choirul Anam, kepala desa Gogodeso menyampaikan gagasan untuk merealisasikan beras sehat mempunyai beberapa alasan.
”Gagasan kami Bumdesa Sejahetra Abadi menginginkan adanya beras sehat dalam kemasan mempunyai beberapa alasan. Pertimbangan upaya peningkatan secara ekonomi petani di desa Gogodeso menjadi prioritas kami” ujarnya.

”Namun ada perihal yang perlu dijadikan alasan untuk memproduksi kemasan beras sehat yaitu selain menyelamatkan lingkungan lahan pertanian namun juga dampak kesehatan konsumen terhadap residu pada penggunaan jangka panjang pestisida maupun pupuk sintetis pada tanaman padi. Beras sehat dengan cap pak tani godes, tanpa menggunakan pemutih, tanpa pengawet beras dan dalam proses tanamnya tanpa pestisida sintetis atau kimia” imbuhnya.

Penggunaan pupuk dan pestisida sintetis atau kimia merupakan bagian semangat revolusi hijau yang diawali tahun 1970 dengan orientasi untuk pencapaian swasembada pangan.

Gerakan revolusi hijau memang menampakkan hasilnya secara real sekitar tahun 1980. Namun tercapainya swasembada beras dengan memaksimalkan penanaman padi dengan bibit padi impor, pupuk dan pestisida sintetis menimbulkan dampak lingkungan pertanian.

Sepuluh tahun kemudian baru dirasakan akibat pemakaian pupuk dan pestisida sintetis secara terus menerus, meledaknya berupa serangan hama karena rusaknya ekosistem dan habitat binatang predator hama tertentu. Dan penggunaan pestisida sintetis pada tanaman padi ditenggarai telah menyebabkan imunitas pada beberapa hama yang menyerang tanaman padi.

Dampak lain penggunaan pupuk zat berbahan kimia mengalami turunnya kesuburan tanah, juga pemakaian pestisida sintetis semakin meningkat dalam takaran dosis karena hama dan penyakit semakin lama semakin kebal, sehingga menyebabkan terjadinya ketergantungan petani yang tinggi pada pestisida pabrikasi. Dengan pertimbangan alasan tersebut, Choirul memutuskan untuk kembali pada kearifan lokal sebagai langkah yang bijak untuk menumbuhkan gairah bertani.

Kepala desa yang konsisten menggeluti pertanian ini, menyampaikan selain akibat pupuk dan pestisida sintetis berpengaruh pada lingkungan khususnya lahan pertanian, bahaya residu terhadap kesehatan pada manusia akan terjadi apabila dikonsumsi pada jangka waktu panjang.

Pada saat launching beras sehat di Bumdesa, Choirul menjelaskan tentang karakteristik beras sehat. Menurutnya karakter beras sehat yang mendasar yaitu tentang waktu untuk pemakaiannya tidak bisa terlalu lama.Tidak bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama, karena beras sehat tidak memakai formulasi pengawet sehingga beras tersebut bisa bertahan diperkirakan hanya 3 bulan, apabila melampaui masa pemakaian lebih dari waktu tersebut material beras berubah warna menjadi kuning.

Berubahnya warna menjadi kuning, dikarenakan beras tidak menggunakan bahan untuk memutihkan beras. Beras yang di produksi oleh Bumdes ini juga tidak menggunakan bahan yang menimbulkan aroma, misalnya seperti aroma pewangi pandan atau aroma yang lainnya.

Meskipun beras sehat tidak bisa terlihat putih cerah dan tidak mempunyai aroma yang wangi, kelebihan beras sehat disamping mempunyai rasa pulen, juga tidak mudah basi dibanding beras lainnya, serta ketika dikonsumsi terasa kenyangnya lebih lama.

Mengenai proses penanaman beras sehat, dirinya juga mengikuti dan memenuhi beberapa sistem penanaman yang harus dilakukan, yaitu adanya pengairan yang memenuhi syarat seperti sungai yang mengalir secara baik di dekat lahan penanaman.

Untuk penggunaan pupuk maupun pestisida, beras merek ”Pak Tani Godes” memakai agen hayati secara penuh, yaitu dengan memformulasi berbagai tanaman. Sedangkan pemupukan pada tanaman, digunakan micro oganisme lokal atau biasa disebut MOL yang dibuat oleh klinik tanaman di desa Gogodeso.

Pada rekayasa untuk pertumbuhan tanaman padi dan produksi secara maksimal, Choirul Anam menggunakan hormon yang dihasilkan secara alami baik dari tumbuhan ataupun dari hewan. ”Zat pengatur tumbuh padi, kami menggunakan hormon yang diperoleh baik nabati maupun hewani. Fungsi zat pengatur tumbuh tersebut memasok kekurangan hara di lahan penanaman.Dalam tehnisnya apabila lahan untuk tanam itu kekurangan hara atau nutrien yang dibutuhkan tumbuhan, bisa berujung tanaman tersebut tidak mampu produksi secara maksimal,” pungkasnya.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *