Tulungagung, HarianForum.com- Sorgum yang sarat dengan kandungan niasin, thiamin, vitamin B6 dan lainnya menurut Drajat Nughroho, tanaman yang juga dikenal dengan Cantel ini sudah sangat layak untuk dibudidayakan dan menjadi pilihan alternatif bahan makan untuk pola hidup sehat.
Drajat menjelaskan bahwa tidak terdapatnya kandungan gluten pada tanaman sorgum, sekarang ini sorgum banyak diminati oleh beberapa kalangan warga dan telah menjadi trend hidup sehat dengan diet gluten bagian pola makan sehat bagi masyarakat Asia terutama di Jepang dan masyarakat negara negara di benua Eropa.
”Secara rutinitas kami sosialisasi tentang sorgum di Tulungagung, terutama perencanaan pembukaan lahan baru untuk budidaya tanaman sorgum dengan prioritas penanaman di wilayah Tulungagung selatan. Dengan pembudidayaan sorgum, nantinya kebutuhan sorgum selain untuk dikonsumsi tercukupi, kami juga ingin masyarakat Tulungagung tidak lagi khawatir akan ketersediaan makanan untuk ternak,” ucap Drajat
Lanjut pemilik Laboratorium KPAK Tulungagung, jenis sorgum lokal terdapat merah dan putih. Namun jenis sorgum tersebut mempunyai sekam yang tebal dan kulit ari yang lengket sehingga pasca panen petani masih merasa kesulitan untuk mengolah. Akan tetapi terdapat sekarang terdapat sorgum dengan varietas baru, yang lebih genjah dengan postur tanaman lebih pendek dari yang lainnya dan bahkan sorgum tersebut mempunyai sekam dan kulit ari tipis serta lebih pulen.
”Untuk pengolahan pasca panen atau proses mengolah hasil panen, kami sudah merancang mesin pemecah atau pemoles sorgum. Jadi nantinya tidak ada kendala lagi bagi petani sorgum untuk pasca panen.Dan kami yakin pemda Tulungagung mendukung rencana kami untuk pembudidayaan sorgum,” ungkapnya.
Drajat Nughroho menambahkan saat ini dalam memenuhi kebutuhan sorgum, dirinya secara rutin memasok 3 ton hanya untuk memenuhi kebutuhan petani jamur baik di Tulungagung maupun di Kediri untuk setiap bulannya. Sedangkan untuk suplay kebutuhan sorgum di Blitar KPAK belum mempunyai data yang konkrit.
Selain memenuhi pasokan sorgum untuk petani jamur, ungkap Drajat bahwa untuk memenuhi kebutuhan lainnya dengan jumlah permintaan yang lebih besar, dirinya terus menerus melakukan sosialisasi tentang budidaya sorgum.Sosialisasi tersebut dilakukan secara langsung, agar rencana pengembangan sorgum bisa diterima oleh pemilik lahan dan dapat dilakukannya kerja sama untuk pemanfaatan lahan yang tidak produktif di wilayah Tulungagung khususnya di wilayah selatan.
Sementara penggiat sorgum nusantara walaupun dengan swadaya, Choirul Anam mengaku sudah memulai perencanaan membudidayakan tanaman sorgum.Menurutnya lahan di daerah Blitar selatan sangat tepat untuk mengembangkan tanaman yang diperkirakan dari daerah tropis Afrika, dengan dasar bahwa tanaman sorgum bisa tumbuh dan menghasilkan dengan baik apabila ditanam pada kisaran ketinggian 0-500 mdpl. Sedangkan ketinggian untuk daerah Blitar selatan menurutnya diperkirakan tidak lebih dari 500 mdpl.(Ans)