Pertanian

Membangun Kedaulatan Pangan Kabupaten Gunung Mas, Dengan Benih Padi MSP

862
×

Membangun Kedaulatan Pangan Kabupaten Gunung Mas, Dengan Benih Padi MSP

Sebarkan artikel ini
Ir. Suwidi Tono (3 dari kiri) di Prajekan Lor.

Bondowoso, HarianForum.com- Dapat tercukupinya kebutuhan bahan pangan terutama beras di Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi pemerintah daerah. Namun upaya untuk memperoleh jalan keluar penyelesaian terhadap permasalahan pemenuhan kebutuhan fisiologi terus dilakukan.

Hingga sampai saat ini, kebutuhan beras di kabupaten dengan ibukota Kuala Kurung yang memiliki 12 Kecamatan, 13 Kelurahan dan 114 Desa ini, semua bahan pangan tetutama beras masih harus didatangkan dari luar daerah Kabupaten Gunung Mas.

Salah satu pakar pertanian yang mendampingi pelaksanaan pembangunan bidang pertanian di kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Kapuas pada tahun 2002, Ir. Suwidi Tono mengungkapkan meski memiliki lahan seluas 105.000 kmĀ², namun sebagian besar masyarakat di kabupaten Gunung Mas dalam kesehariannya memiliki pekerjaan atau bekerja di penambangan emas, penambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit.

Tidak sedikit potensi pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunung Mas, namun masih belum berhasil diambil untuk memperoleh kemanfaatan secara optimal. Ketua Perkumpulan Bangun Nusa Berkelanjutan menambahkan ungkapannya, bahwasanya Bupati Gunung Mas sangat berkeinginan terhadap warganya yang tidak mempunyai minat bertani dan belum memiliki pengetahuan bertani untuk belajar tentang pertanian.

Sedangkan pola pertanian yang dilakukan oleh petani masih menganut tradisi pola ladang berpindah, yaitu membuka ladang untuk media tanam dengan membakar hutan kemudian menabur bibit padi sedangkan pupuknya menggunakan arang.

Irsan Surya (5 dari kiri) di sekretariat MSP.

“Sekarang ada larangan membakar hutan dan lahan pertanian diharuskan menetap, maka tugas kami mendampingi pengolahan dan pengembangan pertanian dengan inovasi pertanian, baik menggunakan benih MSP, pupuk cair maupun pupuk padat organik. Kedepannya sektor pertanian industri beras bisa mencukupi kebutuhan pangan di kabupaten Gunung Mas dimana dalam setiap tahunnya membutuhkan kurang lebih 11.000 ton.Hari ini kawan kawan dari kabupaten Gunung Mas, kita ajak belajar langsung dengan petani MSP yang sudah mempunyai pengalaman dan mengerti seluk beluk keunggulan padi MSP yang bisa ditanam di lahan maupun di sawah,” ungkapnya kepada HarianForum.com, Sabtu (17/11).

Mengawali dengan penggunaan benih tanaman pangan lokal yang mampu beradaptasi secara lokal, tahan terhadap iklim setempat dengan perlakuan tanam menggunakan pupuk kandang maupun kompos, meminimalisir ketergantungan air irigasi serta menerapkan sistem pertanian yang berkelanjutan, merupakan proses terwujudnya kedaulatan pangan.

Alumni Institut Pertanian Bogor yang pernah menulis artikel bertajuk Revolusi Sebutir Padi disalah satu media nasional, mempunyai pendapat bahwa benih padi MSP menjadi sebuah pilihan untuk program pengembangan tanaman pangan di kabupaten Gunung Mas.

Dalam argumennya, Suwidi Tono menandaskan dirinya yakin benih MSP hasil penemuan Ir. Surono Danu memiliki keunggulan tidak hanya adaptif pada semua jenis lahan, namun juga tahan terhadap serangan hama, tidak membutuhkan pupuk sintetis yang banyak, serta memiliki daya tahan yang cukup kuat saat terjadi peralihan cuaca yang ekstrim.

“Tujuan kami kabupaten Gunung Mas swasembada beras, dan sekarang kita sedang melakukan penangkaran benih di demplot seluas 4 hektar di atas lahan milik pemerintah daerah. Benih selanjutnya, sesuai rencana Bupati untuk dikembangkan di lahan 1000 hektar pada tahun depan atau tahun 2023, menggunakan benih dari demonstration plot. Dalam pengembangan, kami menggunakan benih padi MSP nomor 8 yang kita tanam di area seluas 2 hektar dan bisa dikembangkan pada lahan 200 atau 400 hektar, selanjutnya bisa kita tanam lagi nantinya, dengan tujuan untuk swasembada benih. Untuk benih padi MSP kita datangkan dari mas Irsan Bondowoso karena kita tahu persis benih yang diambil dari penangkaran mas Irsan asli dari petani MSP,” tandas Suwidi Tono.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *