Nganjuk, HarianForum.com- Video pepeling Hermanu Srihaung Widodo, ketua umum Gerakan Petani Nusantara yang pernah diunggah di sosial media pada pertengahan tahu 2020, tepatnya memasuki tahun baru Saka 1954 maupun tahun baru Hijriyah 1443, memuat pesan tentang menjalani hidup di tahun Jimakhir.Pepeling disampaikan bagi sedulur petani dan juga keluarga Gerakan Petani Nusantara.
Dalam unggahan yang berdurasi hampir 10 menit tersebut, Doktor lulusan of Philosophy, bidang keahlian Entomologi, University of Wisconsin Madison, USA ini, menyampaikan dengan perhitungan dari para leluhur selama berabad abad dengan cermat, bahwa kondisi alam pada saat ini sedang bergerak untuk menemukan keseimbangan baru.
Pernah aktif sebagai peneliti Food and Agriculture Organization atau FAO, sebuah organisasi multinasional yang berada di bawah naungan PBB, dalam pengembangan pengendalian penggerek batang padi putih, proyek percontohan laboratorium petani dan riset aksi pengendalian hama terpadu di Indonesia, Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu, BAPPENAS. Tahun 1989 sampai 1993 ini, Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc atau Srihaung menyampaikan pesan, bahwa pertanian padi akan mengalami hambatan seperti pada tahun 1989 dan 1990, dimana terjadi ledakan ancaman hama sundep, beluk, kepinding tanah serta wereng.
Pepeling yang disampaikan Hermanu Srihaung Widodo salah satunya adanya ancaman ledakan hama, dirasakan oleh seorang petani dan salah satu koordinator nasional Gerakan Petani Nusantara, H. Syaikhu Ahmad yang mengakui bahwa di daerah Nganjuk belum lama beberapa petani berjibaku menghadapi agresi hama tikus yang memporak porandakan di beberapa areal lahan pertanian, dan pada saat ini penyebaran hama kepinding tanah juga mulai mengancam. Dalam penjelasannya, Syaikhu membeberkan bahwa serangan hewan serangga jenis kepik ini, biasanya menyerang tanaman padi, terutama rawan menyerang pada malai. Dan serangan hama tersebut mengakibatkan malai tumbuh tidak sempurna, sehingga menjadi bagian penyebab kegagalan produksi tanaman padi.
Selain koordinator nasional Gerakan Petani Nusantara, Syaikhu merupakan penggiat di Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia atau IPPHTI sebagai ketua koordinator Nganjuk, juga menyampaikan bahwa penyebaran bioekologi kepinding tanah dimungkinkan salah satunya terbawa hasil panen yang terbawa tidak sengaja dari daerah lain, oleh pedagang atau penebas tanaman padi.Batang batang tanaman padi yang sudah dirontokkan, dan digunakan untuk makanan hewan pada saat dibongkar kepinding tanah bercerai berai mencari perlindungan dari panas matahari.

“Menurut kami potensi penyebaran hama kepiding tanah juga telah terjadi di daerah lain. Serangan wabah kepinding tanah di Nganjuk dimungkinkan dengan adanya beberapa warga yang banyak mendatangkan batang tanaman padi dari luar daerah. Batang batang padi dibawa dari luar daerah, karena di wilayah Nganjuk pada saat ini belum ada yang panen padi, sedangkan kebutuhan pakan ternak dari daun padi atau kawul sangat tinggi,” jelas H. Syaikhu Ahmad.
Kepala dusun Betet, kecamatan Ngronggot, kabupaten Ngajuk, menambahkan penjelasannya, bahwa kepinding tanah menyerang tanaman padi pada fase pembibitan hingga tanaman dewasa, dengan menghisap cairan pelepah dan batang. Terhisapnya cairan pada pelepah maupun batang, mengakibatkan perubahan pada obyek yang dihisap dan terjadi perubahan warna menjadi coklat. Akibat serangan berat yang dilakukan oleh serangga tersebut, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat dan menyebabkan warna kekuningan kuningan, sehingga tanaman padi mati membusuk dengan daun menjadi kering menggulung.
“Tindakan mengantisipasi serangan hama tersebut , dengan melakukan pengendalian hama penyakit menggunakan agens hayati.Disamping itu, untuk pemupukan sebaiknya menggunakan kalsium, karena pada siklus fisiologis tanaman unsur tersebut memiliki peran yang sangat dibutuhkan.Selain itu juga melakukan pemupukan yang mengandung fosfor dan kalium pada tanaman. Tanaman yang terserang dengan klasifikasi ringan, dengan cara tersebut masih mampu untuk mekonpensasi kerusakan,” ungkapnya.
“Menanam tanaman bunga Refugia juga salah satu langkah sebagai pengendalian hama.Karena bunga tersebut memiliki fungsi bisa selain menghadirkan juga meningkatkan populasi predator atau musuh alami terhadap hama perusak tanaman padi.Bisa juga memasang jebakan dengan menggunakan lampu perangkap , atau menggenangi air pada tanaman yang terserang untuk memusnahkan kelompok telur dan nimpa,”pungkasnya.(Ans)