Blitar, Harian Forum.com – Bertemu dan berbincang dengan H.Syauqul Muhibbin mulai malam hingga menjelang subuh, yang mana buah pemikiran – pemikirannya sebagian tertulis di media online Jendela Desa.com (11/7), sepuluh hari sebelum menerima surat tugas dari DPP PKB atas pencalonannya sebagai bakal calon walikota Blitar pada pemilihan kepala daerah 2024.Yang tetap tersimpan dalam ingatan, dari kebanggaannya terhadap salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia, Syauqul Muhibbin mempunyai keinginan akan tetap melestarikan peninggalan – peninggalan serta ajaran – ajaran Ir Soekarno.
Saat ini lebih akrab disapa Mas Ibin, sebelumnya saya mengetahui sosok anak muda calon pemegang kebijakan di kota Blitar hanya dari papan iklan yang berdiri di pojok – pojok lokasi strategis di dalam kota.Dalam perbincangan, yang menarik wakil sekretaris jendral Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor melontarkan gagasannya, bahwa sebijaknya waktu 24 jam diberikan bagi peziarah makam Bung Karno dengan pertimbangan bahwasanya ritual ziarah merupakan penyampaian do’a dan salah satu bentuk rasa syukur serta penghormatan kepada tokoh bangsa atas jasa perjuangan yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, menyampaikan argumen tidak ada pembatasan waktu bagi pengunjung untuk berziarah ke makam Bung Karno, keinginannya para wisatawan yang berkunjung akan lebih bisa leluasa dan diharapkan destinasi wisata religi menjadi lebih menarik dan semakin banyak diminati, sehingga peluang kegiatan ekonomi masyarakat kota Blitar semakin terbuka luas tidak hanya industri kreatif lokal produk olahan makanan maupun kerajinan tangan, akan tetapi akan membawa dampak signifikan terhadap jasa transportasi, jasa homestay atau penginapan di rumah penduduk yang berada sekitar destinasi wisata, serta jasa – jasa lainnya.
Seorang pengusaha sukses, pada saat ini di PT Karimah Sejahtera Abadi ( KSA ) menjabat komisaris utama, mas Ibin tentunya mempunyai kalkulasi serta intuisi tinggi dalam entrepreneur, yang memahami dengan kondisi daerah dengan luas wilayah 32,57 km², dimana kota Blitar tidak mempunyai sumber daya alam yang dapat menunjang peningkatan ekonomi bagi masyarakat.Sehingga dipastikan nanti dirinya akan menjadi leadership, yang selalu berupaya keras menggali dan memanfaatkan potensi – potensi yang dimiliki kota Blitar dengan dukungan peningkatan sumber daya manusia.
Syauqul Muhibbin mempunyai bakat sebagai pemimpin, mengikuti jejak – jejak aktivitasnya yang terekam mulai di organisasi kesiswa-an sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ) Diniyah Mambaul Maarif Denanyar Jombang, wakil ketua OSIS Madrasah Aliyah Negeri 4 Jombang hingga ketua Organisasi Daerah Karisidenan Kediri Madiun.Sedangkan aktivitasnya di organisasi kemahasiswaan, pernah menjadi pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia rayon Fakultas Syariah, pengurus Komisariat PMII Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, pengurus Cabang PMII Yogyakarta dan Front Aksi Mahasiswa Yogjakarta ( FAMJ ).
Pernah di Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PB PMII ), mas Ibin tumbuh dari keluarga religius dalam mengenyam pendidikan selalu di lembaga pendidikan formal dengan kurikulum yang mengacu kurikulum pendidikan nasional akan tetapi memiliki muatan agama yang lebih banyak mulai dari Madrasah Ibtidayah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah hingga Universitas Islam Negeri Yogyakarta dan santri pondok pesantren Mamba’ul Maarif Denanyar Jombang dan pondok pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta.Namun dalam kepemimpinan, dirinya mempunyai komitmen menempatkan pada sikap politik nasional religius, mengedepankan khidmah kepada masyarakat tanpa memandang latar belakang agama, partai politik, etnis serta budaya.
Kegusaran selama ini mungkin akan menemukan jawaban dengan kepemimpinan Syauqul Muhibbin yang bisa menjadi motivator terutama kalangan muda dapatnya mengetahui apa yang dilakukan para pahlawan maupun para pejuang kemerdekaan Indonesia di kota Blitar, dengan menilik sepak terjang perjuangannya.Salah satunya mendorong bagi kalangan anak muda dengan mengunjungi museum dan membaca di perpustakaan yang berada di kompleks makam Bung Karno dimana tersimpan buku – buku serta peninggalan bersejarah, untuk bisa dijadikan edukasi mengetahui sejarah sebelum hingga lahirnya negara Republik Indonesia.
Kota Blitar merupakan wilayah terkecil kedua di provinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto, dimasa pendudukan Jepang berdasarkan Osamu Seirei tahun 1942, kota Blitar dipimpin seorang Shi-Chō dengan wilayah seluas 16,1 km².Setelah Indonesia merdeka, kota dengan wilayah semua berbatasan dengan Kabupaten Blitar
mengikuti ketentuan Undang – Undang No. 17/1950, kota Blitar ditetapkan sebagai daerah Kota Kecil.Dan seiring bergesernya waktu, Kota Kecil menjadi Kotamadya Blitar berdasarkan Undang-Undang No. 18/1965, dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48/1982, Kotamadya Blitar luas wilayahnya menjadi bertambah 32,58 km² mengambil sebagian wilayah Kabupaten Blitar yang berbatasan dengan wilayah kota, yang mana kota Blitar telah menyimpan sejarah perjuangan heroik perlawanan terhadap penjajah.
Bukan hanya Bumi Bung Karno, kota Blitar juga sebagai kota Pembela Tanah Air (PETA) dengan menarik sejarah perjuangan Shudancho Suprijadi bersama Chudancho dr. Ismail, Shodancho Muradi, Shodancho Suparjono, Budancho Halir Mankudijoyo, Budancho Sunanto dan Budancho Sudarmo, serta pemuda yang tergabung dalam Kyodo Boei Giyugun lainnya melakukan pemberontakan bersenjata terhadap kekuatan militer dimasa pendudukan Jepang dalam pertama kalinya.Adanya perlawanan para militer bentukan penjajah Jepang, menjadi inspirasi serta semangat anggota PETA dan rakyat melakukan perlawanan terhadap penjajah Jepang di daerah – daerah lain dalam meraih cita – cita kemerdekaan Indonesia.
Walikota Blitar terpilih dan dilantik, nantinya diharapkan dalam membuat kebijakan tidak hanya terpusat pada pendidikan formal yang berjenjang hingga memberikan dukungan pembiayaan di perguruan tinggi.Akan tetapi dukungan juga diberikan untuk membuka ruang cakrawala ilmu dan mendorong generasi muda untuk memahami dari masa lalu akan sejarah bangsa dengan harapan nantinya mampu membentuk karakter dan identitas generasi mendatang sebagai sumber serta inspirasi persatuan dan kesatuan bangsa. *
* penulis : Anis Widodo wartawan media online Harian Forum.com