Probolinggo, HarianForum.com – Pemanfaatan Limbah Domestik Menjadi Produk Agribisnis Kokedama Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Lokal, menjadi tajuk lokakarya kelompok 49 Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya 2024 atau MMD UB 2024. Dalam kegiatan lokakarya yang digelar pada Kamis (25/7), kelompok bimbingan Dr.Lintar Brillian Pintakami, S.P., M.P., menggandeng ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK desa Pesisir, kecamatan Sumberasih, kabupaten Probolinggo, belajar membuat produk agribisnis kokedama guna mencari solusi terhadap sebuah permasalahan yang ada di desa Pesisir, dengan maraknya limbah domestik.
Lokakarya yang berlangsung di balai desa Pesisir, menghadirkan narasumber berkompeten dua pemateri asal Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Dr. Lintar Brillian Pintakami, S.P., M.P., dan Tatiek Koerniawati Andajani, S.P., M.P., hadir Alia Fibrianingtyas, S.P., M.P yang merupakan ketua pelaksana Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Strategis serta pelaksana monitoring dan evaluasi Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya atau Monev MMD DRPM UB 2024, Bayu Adi Kusuma, S.P., MBA.
Dihadapan peserta lokakarya, Alia Fibrianingtyas, S.P, M.P., dalam sambutan menyampaikan bahwasanya pelaksanaan kegiatan terfokus pada pemanfaatan limbah, khususnya limbah domestik yang dirubah menjadi produk yang lebih bermanfaat.
“Fokus kegiatan ini adalah pemanfaatan limbah supaya tidak mencemari lingkungan, dan ada produk nilai tambah dari limbah itu sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kita semua ” terang Alia Fibrianingtyas, S.P.,M.P., saat membuka lokakarya kokedama.
Sebelum masuk pada penyampaian materi sekaligus demonstrasi pembuatan kokedama, Tatiek Koerniawati Andajani, S.P., M.P. sebagai salah satu dosen pemateri yang menghadiri lokakarya tersebut menyampaikan bahasan mengenai kolaborasi mahasiswa kuliah kerja nyata atau KKN dengan lembaga kemasyarakatan desa, terutama PKK dalam pemanfaatan limbah domestik.
Sedangkan materi dan demonstrasi pembuatan kokedama, dipimpin oleh Dr. Lintar Brillian Pintakami, S.P., M.P. bersama dengan mahasiswa kelompok 49 MMD UB 2024. Kokedama sendiri merupakan teknik menanam tanaman asal Jepang yang menjadi cukup populer di antara penghobi tanaman hias di tanah air pada beberapa tahun yang lalu.
Dengan menggunakan teknik kokedama, tanaman dapat ditampilkan secara lebih menarik, selain itu penggunaan teknik kokedama dapat meminimalisir penggunaan wadah tanaman berbahan plastik berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan.
“Salah satu fungsinya adalah mengurangi penggunaan pot plastik karena plastik itu kan daur ulangnya sulit, dan kalau misalkan potnya sudah tidak digunakan, itu menjadi limbah dan daur ulangnya sangat sulit sekali, karena harus butuh proses, teknologi, dan itu nggak mudah. Beda dengan kokedama, kalau kokedama bila media tanamnya dipindah, hanya mengganti sabut kelapanya ” tutur Dr. Lintar Brillian Pintakami, S.P., M.P. saat memaparkan materi kokedama kepada peserta lokakarya.
Usai menerima pemaparan materi, para peserta lokakarya bersama – sama dengan mahasiswa kelompok 49 MMD UB 2024, membuat kokedama dengan menggunakan bahan – bahan yang telah disediakan. Tanaman yang digunakan dalam pembuatan kokedama kali ini, tanaman kucai daun putih. Alasannya, tanaman tersebut menurut Dr. Lintar Brillian Pintakami, S.P., M.P., dapat bertahan hidup di dalam ruangan dan tidak membutuhkan banyak air, sehingga sangat tepat digunakan dengan teknik kokedama.
Dalam demonstrasi pembuatan kokedama diikuti dengan antusias oleh para peserta lokakarya yang didominasi oleh anggota PKK desa Pesisir. Meskipun pembuatan kokedama menjadi pengalaman pertama kalinya, namun peserta lokakarya pada proses pembuatan kokedama mengikuti dengan serius, sesuai instruksi yang disampaikan panitia. Setelah semua peserta membuat kokedama, dilakukan penjurian dan diumumkan tiga peserta terbaik.
Pelaksanaan lokakarya kokedama tidak terlepas dari upaya Universitas Brawijaya dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, yang akrab dikenal dengan Sustainable Development Goals atau SDGs. Dari ketujuh belas SDGs, lokakarya yang digelar di desa Pesisir dikhususkan untuk mewujudkan SDGs 12, sebuah jaminan pola produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, dimana melalui lokakarya, warga desa Pesisir diberdayakan untuk mendaur ulang dan memanfaatkan limbah domestik menjadi produk agribisnis kokedama. Harapan adanya lokakarya pembuatan kokedama, limbah domestik yang ada di desa Pesisir dapat lebih dimanfaatkan, sehingga meminimalisir pencemaran juga membuka potensi ekonomi baru bagi warga desa Pesisir.( Ans).