NGANJUK, HarianForum.com – Pemerintah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Pertanian Nganjuk sosialisasikan dan penandatanganan SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli) pupuk bersubsidi antara distributor dan kios se-Kabupaten Nganjuk Tahun 2024 di Pendopo KRT Sosrokoesumo, pada Jumat (12/1/2024).
Kegiatan yang melibatkan Pemerintah Daerah Nganjuk dengan Komisi Pengawasan Pupuk dan Peptisida (KP3), terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kejaksaan, Kepolisian dalam melaksanakan kegiatan pupuk bersubsidi tahun 2024
Dihadiri juga oleh Pj Bupati Nganjuk Sri Handoko Taruna, Kepala Dinas Pertanian Muslim Harsoyo, Perwakilan Pupuk Indonesia Muhammad Faisal Ramadan petugas wilayah Nganjuk, Distributor dan kios pupuk se-Kabupaten Nganjuk.
Dalam sambutannya, Muslim Harsoyo menyampaikan APBN alokasi untuk pupuk bersubsidi turun signifikan, tahun 2023 pupuk jenis urea 36.000ton ini memenuhi 92% dari kebutuhan dan tahun ini turun menjadi 18.000ton memenuhi 47% kemudian MPK dari 21.000ton pada tahun 2023 dan tahun ini menjadi 12.000ton yang persentasenya 67,4% sangat tajam penurunnya. Jajaran Disperta sudah mencari Solusi terkait permasalahan pupuk antara lain kegiatan penggunaan pupuk organik melalui pengurangan pupuk kimia sebesar 50 dosis dari biasanya dan hal itu sudah menunjukkan hasil yang bagus. Dengan adanya pengurangan dosis dapat mengurangi adanya antrian atau berebut pupuk subsidi.
“Penurunan alokasi pupuk yang signifikan ini sangat berat bagi petani dan kami harapkan pertemuan ini nanti akan ditindaklanjuti secara teknik oleh pupuk Indonesia kepada kios supaya lebih lancar pendistribusiannya dan tidak adanya penyimpangan-penyimpangan pupuk,” tambah Kadisperta
Pj Bupati Nganjuk dalam kegiatan tersebut juga mengatakan, “Bila melihat secara presentasi hampir 50% terjadi penurunan dan itu sudah terjadi dari tahun ke tahun, momentum ini bisa dijadikan untuk mencari solusi sehingga masyarakat petani bisa bertanam dengan baik dan mudah mendapatkan pupuk yang baik”
Selajutnya, pupuk sudah mulai didistribusikan dan sudah ada 6000ton pupuk di Gudang yang artinya sudah sesuai dengan 20% dari alokasi satu tahunnya.
“Setelah ini bisa jalan langsung untuk mendistribusikan melalui distributor dan distributor yang melanjutkan ke kios serta kios sudah kami himbau dengan kebijakan sistem penyaluran ke petani, dan petani hanya bcukup menujukkan KTP aslinya saja,” ucap Muhammad Faisal Ramadan, Petugas Pupuk Indonesia wilayah Nganjuk