Politik dan Pemerintahan

Kreatifitas Anak Muda Menjelang Pilkades Serentak 2019

166
×

Kreatifitas Anak Muda Menjelang Pilkades Serentak 2019

Sebarkan artikel ini
Cak kholil yang juga berpengaruh di dunia maya dan mengendalikan media.

Tuban, HarianForum.com- “Pemilihan umum Telah Menanti kita seluruh rakyat menyambut gembira, hak demokrasi Pancasila, hikmah Indonesia merdeka” begitulah kiranya lirik lagu pemilihan umum yang beredar di zaman dahulu tahun 1980-an ketika era Orde Baru sedang berkuasa dan pada 2019 ini di bulan keempat nanti akan diadakan pemilu memilih para anggota legislatif dari DPR RI, DPD, DPRD dan presiden Republik Indonesia periode 2019-2024, tentu gegap Gempita nya bisa kita rasakan baik itu di layar kaca maupun di jagat dunia maya.

Adapun ketika bulan ke-6 di tahun ini pula Rencananya akan diselenggarakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Tuban. Pilkades ini seru mengingat banyak antusiasme dari para netizen kaum pemuda yang memanfaatkan jejaring media sosial seperti facebook dan whatsapp misalnya.

Di Desa Karangasem, Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban yang pada hari ini, Jumat (11-01-2019) viral generasi muda yang membuat foto calon kepala desa Versi mereka dengan aplikasi yang canggih seperti halnya photoshop, hal ini pun ditanggapi serius oleh para netizen yang tergabung di grup Facebook maupun di beranda masing-masing ataupun terpajang di update Story WhatsApp mereka, banyak yang mencibir namun juga banyak yang memuji langkah berani para Pemuda tersebut .

Sunaman, salah satu pemuda yang berpengaruh di desa Karangasem.

kreativitas ini adalah murni imajinasi dan Obsesi yang dipunyai oleh kaum Pemuda untuk membuat even Pilkades lebih santai dan tidak serius mengingat mahalnya ongkos politik yang diperlukan seseorang untuk bisa menduduki kekuasaan di tingkat desa dan itupun harus dibayar mahal oleh para kandidat calon kepala desa.

Demikian halnya ketika ongkos politik mahal maka langkah pertama setelah ia mendapat kekuasaan adalah mengembalikan modal awalnya itulah mengapa politik uang dilarang ketika pemilihan apapun, namun dalam prakteknya banyak juga yang masih dilakukan di lapangan.

Dikonfirmasi terpisah oleh HarianForum.com salah satu orang yang terkena kreatifitas nitizen, Sunaman mengatakan, “Walah Mas, berat untuk menjadi kepala desa, diperlukan modal yang besar untuk meraihnya, kemudian tanggung jawab dan amanah yang harus dipikul nya pun juga berat ketika nanti misalnya ia telah terpilih, saya terus terang tidak berani main-main,” pungkasnya.(Kholil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *