Berita

Ketertarikan Generasi Milenial dan Gen Z dalam Pilkada Serentak 2024

70
×

Ketertarikan Generasi Milenial dan Gen Z dalam Pilkada Serentak 2024

Sebarkan artikel ini

Blitar, Harian Forum.com – Dikenal sebagai Zoomers, generasi yang lahir antara tahun 1996 hingga 2012, di mana sebagian besar generasi Z terdapat generasi di atasnya atau biasa disebut generasi Milenial, menjadi generasi yang tumbuh dengan teknologi digital, termasuk internet, sejak usia muda. Generasi yang hidup dalam perkembangan teknologi digital, salah satunya teknologi informasi, memiliki banyak kesempatan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber hingga belahan dunia. Hal ini menjadikan generasi Z dan Milenial terbentuk menjadi generasi yang kritis dalam menyikapi informasi, namun juga tidak sedikit yang terbawa budaya up-to-date atau kekinian dalam keseharian mereka.

Sebagian besar generasi Zoomer dan Milenial kental dengan semangat perubahan dalam menentukan pilihannya, sesuai dengan isu-isu yang mereka anggap penting, seperti kesejahteraan masyarakat, demokrasi, pemberantasan korupsi, kondisi lapangan kerja, kesehatan, kebebasan sipil, dan lingkungan hidup. Momen pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 dan perjalanan demokrasi menjadikan partisipasi generasi Z dan Milenial sangat penting karena kedua generasi ini sebagai mayoritas pemilih memiliki pengaruh besar dalam menentukan pemimpin dan arah kebijakan di daerah.

Untuk mengetahui seberapa besar responsivitas generasi Z dan Milenial terhadap pemilihan kepala daerah 2024, Harian Forum.com menggali pendapat dari Heri Setyono, salah satu aktivis Nahdlatul Ulama Blitar. Ia menyampaikan bahwa ketertarikan kalangan Milenial dan generasi Z terhadap pemilihan kepala daerah 2024 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menyampaikan pemikirannya, Heri Setyono, yang akrab disapa Hesty, mengungkapkan bahwa generasi Z dan Milenial mempertimbangkan calon pemimpin dengan melihat figur calon kepala daerah dan wakilnya, yang dianggap merepresentasikan keberadaan generasi muda.

“Anak muda akan tertarik berpartisipasi dalam Pilkada jika merasa bahwa sosok yang maju sebagai calon kepala daerah maupun wakilnya memang merepresentasikan keberadaan kaum muda. Selain itu, isu kepemudaan yang diusung oleh calon kepala daerah dan wakilnya akan menjadi magnet penting keterlibatan kaum muda. Umumnya, kaum muda menyukai pikiran kreatif, out of the box, progresif, serta berpihak kepada kaum muda. Gagasan dan program dari kepala daerah dan wakilnya yang menarik bagi pemilih kaum muda itu seputar pendidikan, lapangan pekerjaan, hobi atau minat, teknologi, dan lain-lain,” terang Heri Setyono (16/10).

Pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan serentak merupakan agenda politik yang penting bagi demokrasi di tingkat lokal. Ini adalah wahana untuk memenuhi hak-hak politik rakyat secara langsung dan demokratis. Pemilihan kepala daerah sebagai momen rotasi kepemimpinan pemerintah daerah seharusnya dilaksanakan dengan jujur, adil, aman, serta tidak menimbulkan konflik dan polarisasi politik. Bagi generasi Milenial maupun generasi Z, Pilkada dinilai bukan hanya sekadar proses moderasi, tetapi juga menjadi transformasi menuju masa depan yang lebih baik. Dengan terpilihnya pasangan calon dalam Pilkada, diharapkan akan melahirkan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memiliki kompetensi serta integritas untuk merealisasikan pemerintahan daerah yang ideal sehingga dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah.

“Atmosfer pelaksanaan Pilkada yang semakin baik atau ideal dalam penyelenggaraannya akan meningkatkan ketertarikan mereka untuk berpartisipasi dalam Pilkada,” pungkasnya. (Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *