Jombang, HarianForum.com – Arif Afandi Kepala Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang mengungkapkan keharmonisan hubungan Tiga pilar sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pembangunan di Desa Watugaluh.
Babinsa, Babinkamtibmas dan Lembaga Pemerintahan Desa Watugaluh belum lama ini melakukan musyawarah untuk perencanaan pembangunan di tahun 2018.
Dari hasil musyawarah tersebut, menghasilkan keputusan bahwa pembangunan yang berbentuk fisik pada tahun mendatang (2018) harus merata di tiap-tiap dusun minimal 2 titik per dusun.
Watugaluh nama sebuah desa di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, desa ini memiliki sejarah prasasti kuno berupa arca dan dua buah batu yang diyakini merupakan batu laki-laki dan batu perempuan.
Batu perempuan berbentuk lumpang yang berada dipekarangan warga dan satu lagi diyakini sebagai batu laki-laki berbentuk alu yang sampai sekarang berada di tengah sawah di salah satu dusun. Sejarah ini diyakini berhubungan dengan kerajaan Mataram Kuno pada masa Empu Sendok. Adapun arcanya dibawa ke Balai Kepurkalaan di Trowulan.
Desa ini pernah melejit dan bergema di Kabupaten Jombang karena program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), adalah Desa Watugaluh, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Di tahun 2016 desa ini dengan program KRPL nya mampu membina warganya untuk tanaman jenis sayuran yang ditanam di polybag hingga mampu memasok ke RSUD Kabupaten Jombang.
Kesuksesan warga Watugaluh tak lepas dari bimbingan Arif Afandi selaku kepala desa, tekadnya untuk membangun Desa Watugaluh direspon baik oleh warga, dan hasilnya mampu mengantarkan Arif Afandi hingga ke Istana Negara.
Dalam penyerahan prestasi lomba Adhikarya Pangan Nusantara (APN), Arif Afandi atas nama Desa Watugaluh menerima hadiah berupa gabah setara nilai 250 juta. Dan hadiah tersebut dikelola oleh Poktan dan Gapoktan Watugaluh.
Desa yang terdiri dari empat dusun ini, yakni Dusun Krajang, Dusun Nanggalan, Dusun Gendong, dan Dusun Jasem, “Kita meraih juara I APN dengan kategori membina segala program.” Ungkap Arif Afandi selaku kepala desa.
Menurutnya, desa yang memiliki hubungan sejarah mataram kuno ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 5000 jiwa, 1500 diantaranya hak pilih, dari keseluruhan penduduk tersebut rata-rata mata pencaharian 80 persen sebagai petani dan 20 persen pedagang
Lebih lanjut Arif Afandi mengatakan, hampir semua pembangunan di Desa Watugaluh yang menggunakan anggaran pemerintah hampir tuntas dilaksanakan dengan asumsi di tahun 2019 seluruh infrastruktur selesai. Untuk anggaran tahun 2017 penggunaan dana semua sesuai dengan RAP yang tertuang, salah satunya Dana Desa (DD) Tahap II digunakan untuk membangun jembatan dan penahan jalan di Dusun Nanggalan dan Gendong, dan Pagu Indikatif Desa (PID) digunakan membangun Sekolah Dasar (SD) Watugaluh.
Kesuksesan Arif Afandi dalam membangun desa tak terlepas dari dukungan BPD dan LPMD, serta keharmonisan hubungan Tiga Pilar, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Lembaga Pemerintahan Desa. Belum lama ini mereka melakukan musyawarah untuk perencanaan pembangunan di tahun 2018.
Dari hasil musyawarah tersebut, menghasilkan keputusan bahwa pembangunan yang berbentuk fisik pada tahun mendatang (2018) harus merata di tiap-tiap dusun minimal 2 titik per dusun. (yun/yog/nur)