Tuban, HarianForum.com- Cobaan berat di alami pasangan suami – istri, Darmuji (50) tahun dan Watini (40) tahun, Kedua anaknya bernama Shofiul Huda (17) tahun di diagnosa polio lumpuh permanen sejak lahir. Sedangkan, Adiknya Intan Auliana Rahmadhani (8) tahun baru sekolah SDN 1 Talangkembar Montong Tuban, Terpapar penyakit kanker darah (leukemia)
Cerita bermula saat putra sulungnya, Huda remaja dari Dusun Topar, Desa Talangkembar, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sudah 17 tahun lamanya dalam menjalankan aktifitas kesehariannya harus di bopong kedua orang tuannya bergantian dengan kakek – neneknya. Karena, Huda sejak lahir menderita kelumpuhan. Mirisnya, ia berasal dari keluarga tidak mampu. Di tengah keterbatasan ekonomi itu, Darmuji dan Watini bersabar bergantian menggendong dan merawat remaja malang tersebut.
Bapak Darmuji (50) tahun dan ibu Watini (40) tahun, yang bekerja sebagai buruh tani ini, sudah mengetahui anak sulungnya lain dengan bayi normal seusianya. Setelah sejak lahir, Huda telah di diagnosis polio yang menyebabkan perkembangan tubuh putranya itu, mengalami kelumpuhan permanen sampai kini usia 17 tahun tidak dapat berbicara.
“Sejak lahir sudah diam seperti ini,” ucap bapak Darmuji, Jumat (13/12/2019).
Lanjut kata Muji, Anak sulungnya sekarang tidak nampak seperti remaja pada umumnya. Selain tak mampu bicara dan sulit menggerakkan kakinya yang mengecil hingga tangannya. Bahkan untuk memenuhi nutrisi keseharian seperti makan – minum, putranya harus di beri makanan nasi bubur dan susu sejak usia dini.
“Sudah 17 tahun membopong dan gendong ber gantian dengan family seperti ini. Yaaa, bergantian menjaganya dengan saya (Mbah/nenek) sebab, dia hanya bisa berbaring telentang. Kadang kalau rewel sulit tidur di gendong,” sambung neneknya, Supingah (60) tahun saat menemani Darmuji di rumahnya.
Penderitaan kepala keluarga Darmuji, tak cukup disitu.Pasalnya, anak kedua perempuannya, bernama Intan Auliana Rahmadhani (8) tahun, sudah hampir satu bulan belakangan. Intan sapaan akrabnya terdiagnosa terpapar penyakit kanker darah ( leokemia) yang mengharuskannya di rawat intensif di rumah sakit dokter Soetomo Surabaya.
“Sudah dua puluh dua hari mendapatkan perawatan mulai puskesmas, rumah sakit Tuban. Sekarang, di Karangmenjangan (Rs Soetomo) Surabaya,” kata Darmuji
Cerita bermula kalaub Intan terpapar leokemia setelah bibinya, Roainy (25) tahun yang berada di rumah Darmuji menjelaskan, bahwa Keponakannya, Intan saat sedang bersekolah di SDN 1 Talangkembar Montong Tuban, tiba – tiba di antarkan teman – temanya pulang ke rumah karena kondisi tubuhnya lemas dan drop. Memang, di ketahui sebelum – sebelumnya, intan sering sakit panas – dingin hingga pernah di periksakan dan mendapat perawatan jalan puskesmas setempat.
“Anaknya punya sakit benjolan di bagian leher. Mungkin membuatnya sakit kadang panas, kadang dingin. Saya kira sakitnya biasa. Kemudian, kembali sekolah seperti biasa. Namun. Kondisi tubuhnya kian drop dan di antar pulang sekolah teman – temanya, kami bawa ke puskesmas,” ceritanya.
Kondisi Intan yang kian drop. Menurut bibinya, Roany benjolan di bagian lehernya seiring waktu berjalan agak membengkak membesar dan kondisi tubuhnya panas – dingin lemas kalau obat dari puskesmas habis.
Kondisi panas – dinggin pada kondisi suhu badannya yang tak menentu itu. Oleh puskesmas, keluarga di sarankan untuk membawa dik Intan ke rumah sakit umum Kabupaten Tuban.
“Lagi – lagi dari Rs Tuban, Intan di suruh rujuk ke Rs Karang Menjangan ( Rs Soetomo) Surabaya. Karena, ada gejala leukemia,” ucapnya.
Sontak membuat keluarga Darmaji terpukul hingga kini sudah hampir lima belas hari putrinya, Intan mendapatkan perawatan di ruang Bona satu RS Surabaya.
“Kondisi Intan sudah mendingan sehat, ia sekarang di rawat inap dan didampingi ibu dan neneknya disana,” imbuhnya.
Sementara itu di rumah, ayahnya Darmuji dan neneknya, Supingah mendampingi putra pertamanya kakak intan, Huda yang juga tidak bisa beraktifitas apapun selain tidur terlentang.
“Yaa bagaimana lagi. Ini cobaan berat keluarga kami selama ini,” papar Darmuji.
Darmuji pun berharap ada pihak membantu meringankan dan mendampingi kesembuhan kedua putra – putrinya nanti. karena dirinya juga khawatir meski sudah menggunakan dan mendapatkan kartu jaminan kesehatan yang dimilikinya. Karena kedepannya, dia tak tahu bagaimana lagi meminta bantuan pendampingan atas ke sembuhan kedua putra – putrinya.
“Saya pengen putri kami sembuh. Walaupun putra kami juga seperti ini Kondisinya.” tutupnya.(tbn01)