Blitar, HarianForum.com- Kebon Rojo Blitar setelah masa kemerdekaan sampai dengan tahun 1995, tidak ada sedikitpun lahan milik pemerintah yang berada di Jl. Diponegoro tepatnya di depan sebuah sekolah menengah atas, mempunyai kesan sebagai taman kota.
Pohon besar dengan istilah jumlahnya yang dapat dihitung dengan jari dan lebih didominasi dengan pohon jenis palm, tertanam di sebelah timur, nampak tumbuh namun tidak terawat. Sedangkan area disebelah barat tanpa ada tanaman maupun pohon, sehingga dimanfaatkan menjadi tanah lapang dan oleh anak anak maupun remaja dijadikan tempat bermain bola.
Area Bon Rojo sampai pada pertengahan di tahun 1995, setiap harinya terlihat beberapa gerobak penjual es pleret yang mangkal di sebelah area timur. Selain para pedagang es dan penjual makanan lainnya, sudah menjadi sebuah pemandangan yang biasa apabila tampak anak anak muda kebanyakan dengan mengenakan pakaian putih dengan celana abu abu yang bergerombol dengan beberapa sepeda motor pada saat jam pelajaran sekolah.
Dan di waktu malam hari, suasana kebon rojo benar benar terlihat gelap dan terkesan kurang nyaman dilihat. Karena tidak ada fasilitas penerangan sama sekali, sehingga area tersebut tidak jarang digunakan oleh orang melakukan perihal yang tidak pantas dilakukan.
Mungkin dengan melihat kondisi kebon rojo yang tidak signifikan, Istijono Sunarto, SH setahun menjabat walikota Blitar atau pada tahun 1996 telah menginisiasi melakukan gerakan massal dengan menanam sejuta pohon di area kebon rojo. Istijono selain melibatkan musyawarah pimpinan daerah, juga mengajak kepala instansi pemerintah pusat maupun propinsi yang ada di kota Blitar. Tidah hanya itu BUMN, BUMD, perusahaan swasta, karang taruna serta pramuka juga terlibat dalam penanaman berbagai jenis tanaman pohon besar.
Dari bibit pohon yang diperoleh di setiap instansi maupun perusahaan, walikota Blitar periode 1995 sampai 2000 ini mulai mengawali penanaman pohon dan menghidupkan kebon rojo sebagai taman kota.
Setelah habis masa jabatan Istijono Sunarto sebagai walikota Blitar, kursi kepala pemerintah daerah diduduki oleh Drs. Djarot Saiful Hidayat selama dua periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2010. Dalam menjalankan tugas sebagai walikota Blitar, Djarot tidak membuang waktu dan mulai membenahi area kebon rojo yang mempunyai orientasi disamping menjadi ruang terbuka hijau juga menjadi taman kota agar bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata, dan nantinya juga bisa digunakan sebagai destinasi edukasi.
Mengawali menjadi walikota Blitar, Djarot melakukan pembangunan tugu peringatan satu abad Bung Karno untuk mengenang jasa putra sang fajar. Tidak hanya itu, dirinya juga memasang pagar besi yang mengitari area kebon rojo, selain untuk menjaga asset di dalam area termasuk pohon yang sudah ditanam juga untuk memperindah. Bahkan di kebon rojo, sering diadakan kegiatan anak anak lomba menggambar, mewarna bahkan tidak jarang pula para lansia memanfaatkan taman terbuka hijau untuk senam. “Dulu saya sering mengikuti kegiatan senam untuk lansia yang diadakan disini,” ungkap Jarmini warga Kepanjen Kidul, kota Blitar, ikut anak dan cucunya menemani jalan jalan.
Tidak berhenti berbenah terhadap taman kebon rojo, pengembangan terus dilakukan di masa pemerintahan walikota Blitar Samanhudi Anwar. Mantan ketua DPRD kota Blitar yang menggantikan tugas Djarot Saiful Hidayat sebagai walikota Blitar setelah dua kali masa jabatan, terus melakukan inovasi yang lebih baik dan tiada henti.
Hasil dari inovasi, kebon rojo semakin hari tambah semakin menarik. Bangunan air mancur yang mempunyai nilai artistik, terdapatnya berbagai jenis tanaman indah dan langka.
Fasilitas umum seperti toilet, gasebo, tempat bermain anak, beberapa jenis binatang seperti beberapa jenis burung, rusa dan monyet sebagai media edukasi untuk mengenal jenis binatang bisa dinikmati, tanpa dipungut biaya atau gratis. “Pas untuk rekreasi keluarga, pohonnya banyak, tempat bermain untuk anak tersedia, yang jualan makanan juga ada, dan yang pasti paling menyenangkan disini gratis,” ujar Nur Khasanah, warga Sumbergempol Tulungagung.
Diperlukan waktu hampir 25 tahun, taman yang berada di tengah tengah kota, mulai dilirik dan semakin banyak diminati tidak hanya warga kota Blitar dan kabupaten Blitar, namun pengunjung atau wisatawan yang ingin merasakan sensasi kenyamanan dan keindahan tidak sedikit yang berasal dari luar kota Blitar berkunjung ke Kebon Rojo Park.(Ans)