Tulungagung, HarianForum.com- Pernyataan sikap yang disuarakan oleh Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tulungagung dalam aksi menyampaikan pendapat di muka umum, menyatakan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak dipastikan akan menambah beban masyarakat terutama untuk kalangan masyarakat ekonomi bawah, Rabu (07/09).
Keputusan Pemerintah menaikan bahan bakar minyak akan memicu kenaikan harga kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan lainnya termasuk bidang jasa, apabila kondisi seperti saat ini diteruskan.
Meningkatnya harga – harga secara umum dan terus-menerus inflasi tidak hanya membayangi, namun nyata nyata mengancam, yang ujungnya mengikis daya beli masyarakat dan menaikkan harga BBM hanya akan memperlambat pemulihan ekonomi dampak dari covid-19.
Aksi unjuk rasa tersebut, dimulai pukul 12.00 wib dan diikuti 300 lebih kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII seluruh Tulungagung, dengan tegas menyatakan sikap selain menolak tegas kenaikkan harga BBM bersubsidi, pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp6.800 dan pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 pada tanggal 3 September 2022 pukul 14.30 wib dinilai akan memperlambat pemulihan ekonomi efek dari covid-19, juga menuntut pemerintah memberantas dan menindak tegas penyalahgunaan pembelian BBM
bersubsidi.
Di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tulungagung, para Kader PMII Tulungagung juga menyatakan sikap menuntut pemerintah transparan terkait jumlah penerima BBM bersubsidi kepada masyarakat, membuat kebijakan untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok pangan dampak dari kenaikan BBM, mendorong pemerintah mengembangkan energi alternatif yang dapat di jangkau bagi masyaraka.
Serta menuntut pemerintah bekerja secara optimal dan maksimal dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat umum dan membuka ruang partisipasi bagi masyarakat terkait masalah energi.(Ans)