Blitar, HarianForum.com- Bagi seluruh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, yang menjadi bagian penyelenggaraan pemerintahan merupakan sebuah kewajiban untuk selalu mengedepankan pembangunan melalui kebijakan tata ruang dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan peta bencana akibat kerusakan lingkungan.Dan untuk semua kader partai secara menyeluruh, melestarikan alam secara alami dan menjadikannya sebagai tempat ekosistem yang baik, dengan melakukan tindakan memperbaharui sumber daya alam yang mempunyai kemanfaatan bagi kehidupan, juga menjadi sebuah keharusan.
Pandangan tersebut disampaikan oleh salah satu kader PDIP kabupaten Blitar, Suwondo. S.Pt, dihadapan para penggiat sosial dan pertanian Pandanarum Tandur atau Pandur, sebagai responsif adanya sikap penolakan warga yang komitmen menjaga lingkungan serta kelestarian hutan, terkait rencana pemerintah daerah Kabupaten Blitar yang akan membangun tempat pembuangan sampah di areal lahan hutan di wilayah dusun Klampok, desa Pandanarum, kecamatan Sutojayan, kabupaten Blitar.
Berangkat dari empati, baik sebagai kader partai maupun wakil rakyat, pimpinan di komisi 2 DPRD kabupaten Blitar, berusaha semaksimal mungkin untuk mencari penyelesaian dengan solusi yang terbaik, atas keresahan yang saat ini dirasakan oleh warga.
“Masalah ini nanti kita komunikasikan dengan pihak terkait, dalam hal ini adalah dinas lingkungan hidup. Coba nanti kita diskusikan bagaimana konsep TPA ke depan, disamping harus memperhatikan kepentingan warga dan kepentingan hutan lindung di Blitar bagian selatan. Semuanya harus dikaji lebih mendalam bahwa pembangunan TPA sangat bagus dan menjadi kebutuhan bagi masyarakat kabupaten Blitar secara umum. Tetapi kalau pembangunan itu memberikan dampak yang merugikan warga sekitar, artinya perencanaan pembangunan tersebut kurang bagus, maka nanti akan kami diskusikan dengan dinas LH dan kita tawarkan masukan masukan masalah tempat, baik menurut warga dan tentunya menurut perhutani juga,” tuturnya kepada Harian Forum.com (05/01).
Suwondo mengakui bahwa hutan mempunyai andil yang sangat besar dalam kehidupan, namun sayangnya saat ini kurang adanya respon secara umum dalam menjaga lingkungan termasuk kelestarian hutan. Gundulnya hutan membuat air tidak bisa meresap kedalam tanah, dan akan mengakibatkan banjir pada musim penghujan, serta kekeringan disaat kemarau.
Dirinya mengajak penggiat lingkungan maupun pekerja media yang hadir dalam dialog untuk menghindari kerusakan lingkungan, karena keselamatan lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun semuanya harus memiliki peran bekerjasama untuk saling menjaga serta merawatnya.
“Mulai sekarang kita bersama sama untuk menghijaukan kabupaten Blitar dengan menjaga kelestarian hutan yang nantinya bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang, yaitu anak cucu kita.Saya salah satu anggota fraksi PDIP yang ditempatkan di pimpinan komisi 2, akan menggunakan kapasitas tersebut untuk selalu terjaganya lingkungan yang ideal di kabupaten Blitar,” tegasnya, disambut kepalan tangan dari audiens tanda sepakat dan semangat.
Adanya salah satu anggota DPRD kabupaten Blitar yang mau turun gunung dan menerima sambatan maupun masukan secara langsung dari warga Pandanarum yang menolak rencana pembangunan TPA tersebut, ditanggapi postif oleh salah satu penggiat Pandur, Eko Suyatno.Dirinya mengungkapkan rasa syukur adanya keberpihakan pemerintah dengan hadirnya salah satu anggota DPRD kabupaten Blitar, yang menjadi support semangat terhadap gerakan perlindungan dan kelestarian lingkungan hutan di desanya.
“Masyarakat Pandanarum hanya ingin membebaskan dari banjir, dan itu yang paling utama.Disetiap musim penghujan mesti terjadi banjir. Penyebab banjir di desa Pandanarum karena hutannya gundul. Kita melakukan penolakan karena kita bersama konco konco, melakukan menjaga kelestarian hutan. Dan hari ini Alhamdulillah, dengan hadiranya salah satu anggota dewan, otomatis menjadi support bagi kami dan teman teman untuk lebih semangat melestarikan hutan,” ungkanya.(Ans).