Uncategorized

Jadah Bakar, Makanan Tradisional yang Tidak Terlupakan

722
×

Jadah Bakar, Makanan Tradisional yang Tidak Terlupakan

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com  – Jajanan olahan tradisional, terbuat dari beras ketan putih yang membutuhkan proses pengolahannya dengan direndam semalam, dimasak menggunakan parutan kelapa muda dan ditumbuk hingga halus. Jadah jajanan yang memiliki tekstur padat dan cita rasa gurih alami, merupakan salah satu makanan lokal warisan turun temurun.

Bagi masyarakat Betawi, jadah lebih akrab disebut Uli, pada saat ini semakin tergeser dengan kehadiran jajanan cepat saji bahkan instan yang mengikuti selera kemajuan zaman baik rasa, bentuk maupun rupa menarik dan banyak dijual di toko toko kue.

Meskipun penjual makanan jadah saat ini sangat jarang ditemui di kota Blitar, namun angkringan Barokah yang berada tidak jauh dari kompleks pemakaman Bung Karno, masih tetap setia melayani jadah bakar untuk para pelanggannya termasuk Krisno Sineva, salah satu warga kelurahan Bendo, kecamatan Kepanjen Kidul, kota Blitar. Krisno mengaku menggemari jadah bakar selain dari rasa, menurutnya jajanan yang sudah ada puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun, dalam pembuatannya diyakini tetap menggunakan dari bahan alami. “Dari dulu saya memang suka jadah atau jadah bakar, mungkin selain pada masa kecil dan muda saya, jadah merupakan jajanan yang akrab dan sangat sering saya jumpai, juga untuk rasa jadah tetap memiliki khas yang tidak berubah. Kalau wajik atau jenang terkadang masih ada perubahan dari rasa manisnya. Mungkin kalau dulu gulanya hanya menggunakan gula merah, sekarang ada rasa manis dari gula putih.Tetapi kalau jadah tetap konsisten seperti dulu, ya rasanya tetap seperti saat ini” ungkapnya kepada Harian Forum.com, di area angkringan Barokah (1/6).

Selain menjual jadah bakar, angkringan Barokah juga menyediakan ketan dengan taburan bubuk (serbuk.red) kedelai juga parutan kelapa muda.

Angkringan Barokah juga menawarkan minuman tradisional selain wedang kopi yang diolah sendiri secara tradisional,
juga ada wedang uwuh yang berbahan daun cengkeh ditambah jahe serta kayu secang, wedang jahe, wedang jeruk, wedang sereh, susu dan masih banyak pilihannya.” selain ngopi, kalau lagi kepingin jadah bakar saya biasa disini bersama teman teman sore atau malam hari. Yang saya mengerti hanya disini (kota Blitar.red), masih menjual jadah bakar dan ketan bubuk ” jelas Krisno yang memiliki hobi touring dengan sepeda motor dan bercerita seusai perjalanan dari Tugu Nol Kilometer di Pulau Weh, yang berada di area hutan wisata Sabang, Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, Sabang.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *