Blitar, HarianForum.com- Tidak diingat oleh Mbah Imam secara pasti pada tahun berapa pemilik varietas belimbing Karangsari, yang berdomisil di kelurahan Karangsari, kecamatan Sukorejo ini menjadi juara I Kelompencapir tingkat Nasional.
Namun Mbah Imam masih mengingat untuk juara ke II diraih oleh Karseno warga kelurahan Sanan Wetan, kecamatan Sanan Wetan kota Blitar dengan keberhasilan budidaya ikan lele.
Kelompencapir singkatan kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa, kegiatan yang diikuti oleh para petani berprestasi dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Petani yang mempunyai prestasi kemudian diadu kemampuan serta pengetahuannya tentang pertanian, baik cara bertanam maupun pengetahuan tentang pupuk, dan Imam Surani yang berhasil memperoleh juara pertama, mendapat kunjungan menteri penerangan RI Harmoko.
Mbah Imam meneruskan ceritanya, kunjungan menteri penerangan era orde baru bermaksud melihat secara langsung tentang pembudidayaan buah belimbing Karangsari. Menurutnya kunjungan tersebut merupakan bentuk penghargaan atas prestasi yang diraih oleh Imam Surani dan kelompoknya.
Harmoko tidak hanya berkunjung ke lahan pembudidayaan belimbing saja, mantan ketua MPR RI pada masa pemerintahan BJ Habibie dan pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia juga meneruskan kunjungannya ke kelurahan Sananwetan. “Karena saya memenangkan lomba kelompencapir tingkat nasional, Pak Harmoko mengunjungi untuk melihat budidaya belimbing saya sebagai penghargaan karena kelompok saya menjadi juara I. Dan pak Harmoko juga mengunjungi ke Karseno karena dia mendapat juara II,” cerita mbah Imam Surani, sambil memperlihatkan foto dirinya bersama mantan menteri penerangan RI era Pemerintahan Soeharto (04/03/2020).
Pada masa orde baru atau era Pemerintah Presiden Soeharto, dunia pertanian mendapat perhatian yang sangat besar, dan terlebih lagi perhatian pada tanaman pangan. Bukan isapan jempol bahwa Indonesia pernah meraih kesuksesan dalam ber swa sembada pangan. Bahkan pada tahun 1984 Food and Agriculture Organization atau FAO, organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa untuk urusan pangan dunia dan pertanian, telah memberikan penghargaan kepada pemerintah Indonesia.
Melalui direktur FAO, jenderal Dr. Eduard Saoma penghargaan disampaikan kepada pemerintah Indonesia atas keberhasilan dalam swa sembada pangan. Dan pada saat perhelatan 40 tahun FAO, presiden Indonesia Soeharto berkesempatan menyerahkan sumbangan 100.000 ton beras dari petani Indonesia untuk disumbangkan kepada korban kelaparan di Afrika.
Imam Surani menuturkan, bahwa dalam keberhasilan membudidayakan belimbing Karangsari membawa dirinya selain bertemu dengan tujuh menteri pertanian, mbah Imam juga pernah diundang oleh presiden baik Soeharto, Abdurahman Wahid Soesilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. “Saya pernah diundang pak Harto, gus Dur, pak SBY dan pak Jokowi, sedangkan 7 kali saya dipanggil menteri pertanian yang menanyakan belimbing saya.Pohon induk milik saya sudah disertifikatkan oleh Bungaran Saragih (Menteri Pertanian pada Kabinet Gotong Royong) sebanyak 16,” mbah Imam melanjutkan penuturannya “Saya pernah ditanya pak SBY kenapa bapak membudidayakan buah belimbing. Ya saya jawab bahwa belimbing Karangsari tidak sama dengan buah belimbing lainnya. Dan saya jelaskan budidaya belimbing bertujuan untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” tutur mbah Imam yang pernah menerima pemagangan mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi di Jepang.
Mbah Imam mengungkapkan ada 30 ribu pohon belimbing yang di tanam dan dibudidayakan pada lahan rumah rumah warga di kelurahan Karangsari. Bahkan kelompok tani belimbing Karangsari telah berhasil membangun sebuah destinasi wisata dan destinasi edukasi agro belimbing Karangsari.
Buah belimbing varietas Karangsari hasil besutan mbah Imam Surani, memang mempunyai keunggulan. Selain satu buah bisa mempunyai berat 0,8 kilogram, rasa daging buahnya terasa manis, dan air yang dikandung dalam buah sangat ideal. Dari keunggulan buah tersebut, mbah Imam mendapat permintaan untuk memasok 15 ton setiap minggunya ke supermarket maupun swalayan di seluruh Jawa.(Ans)