Pertanian

Hasil Panen Meningkat Dengan Urine Kelinci

284
×

Hasil Panen Meningkat Dengan Urine Kelinci

Sebarkan artikel ini

Tulungagung, HarianForum.com- Dari peternakan kelinci milik teman teman yang ada di desanya, Khoirul melihat limbah hewan atau urine yang terbuang dengan sia sia setiap harinya. Pemandangan tersebut membuat warga dusun Karang, desa Talang, kecamatan Sendang, kabupaten Tulungagung akhirnya berupaya mencari pola untuk bisa memanfaatkan limbah organik yang dibuang oleh hewan mamalia dari famili Leporidae ini.

Khoirul Mustopa dan teman temanya akhirnya memutuskan urine kelinci yang terbuang mulai dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Tokoh penggerak pemuda ini, dalam mengambil keputusan pemanfaatan urine kelinci untuk pupuk, sebelumnya dirinya mempelajari terlebih dahulu unsur unsur apa yang terkandung dan seberapa besar signifikasinya apabila diaplikasikan pada tanaman.

Menurutnya urine kelinci bisa diberikan pada tanaman secara langsung, atau bisa juga dengan proses fermentasi terlebih dahulu. Namun keinginanya untuk bisa menghasilkan sebuah formulasi untuk tanaman yang berkualitas dan karena jumlah bakteri pada urine yang kurang optimal, pada akhirnya hasil fermentasi urine tersebut diadopsi dengan produk hayati dari pabrikan.

“Teman – teman berinisiasi untuk memanfaatkan urine kelinci dengan melakukan fermentasi. Setelah dilakukan fermentasi dengan baik dan kelihatan belatungnya, saya membawa 1,5 liter. Hasil fermentasi teman teman kemudian saya campurkan dengan produk hayati pabrikan, yang nota bene produk anak negeri. Kalau untuk urine kelinci saja belum cukup, karena bakterinya belum komplit. Saya mulai meaplikasikan ke padi, ternyata hasilnya luar biasa. Tanaman padi yang awalnya anakannya keasam asaman istilahnya hidup segan mati tidak mau, setelah saya aplikasi dengan fermentasi urine kelinci yang saya campur dengan produk hayati, jumlah anakannya menjadi bertambah banyak,” tutur Khoirul kepada HarianForum.com

Khoirul Mustopa juga memaparkan manfaat manfaat yang diperoleh dari urine kelinci. Baginya limbah hewan yang dulunya terbuang ternyata sangat membantu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif yaitu waktu proses pembentukan akar, daun, batang dan anakan. Menurutnya, pada fase tersebut urine kelinci diaplikasikan ke tanaman padi sangat banyak membantu untuk membentuk zat hijau pada daun yang berfungsi sebagai pendukung pada proses fotosintesis.

“Kalau untuk hasil pada tanaman, adanya perubahan pada malainya yang menjadi lebih panjang. Perubahan pada malai ada meskipun formulasi tersebut diaplikasikan pada tanaman padi pa varietas apa saja, dan bulir bulirnya juga berubah lebih berisi. Berhitung keuntungan yang diperoleh petani dalam penggunaan urine ini, selain meminimalisir dalam biaya. Penggunaan urine yang diadopsi dengan produk hayati bisa mengurangi pupuk kimia sampai 50%. Kalau aplikasi tersebut digunakan dan dikembangkan dalam penanaman, selain mengurangi penggunaan pupuk yang berbahan kimia, ada peningkatan hasil sekitar 20%” jelasnya.

Menyadur dari salah satu situs web, dari hasil riset penelitian sebuah badan penelitian untuk ternak, bahwa kandungan rata-rata yang terdapat didalam urine kelinci seperti unsur hara N, P dan K yaitu untuk Nitrogen (N) 2,72%, Fosfor (P) 1.1%, dan kandungan Kalium (K) 0,5%. dari data tersebut jika dibandingkan dengan urine ternak lainnya masih tinggi kandungan urine kelinci. Namun jika dikombinasikan dengan kotorannya, persentase unsur hara yang terdapat didalam urine kelinci ini bisa lebih meningkat menjadi 2,20% untuk Nitrogen, 87% untuk Fosfor, 2,30% untuk Potassium, 36% untuk Sulfur, 1,26% untuk Kalsium dan 40% untuk Magnesium.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *