Blitar, HarianForum.com- Dibutuhkan waktu selama 8 tahun dalam penelitian dengan melakukan penangkaran benih kurang lebih 180 benih padi varietas unggul lokal dan 375 varietas padi lokal yang berada di Indonesia. Atas ketelitian dan keuletan, penelitian tersebut memperoleh hasil varietas padi unggul Sertani 1 dan MSP 13, selain memiliki keunggulan adaptif dan tahan terhadap serangan hama terutama wereng, usia tanam relatif pendek dibanding varietas lainnya.
Varietas padi Sertani I bisa dipanen setelah 105 hari setelah dilakukan penyemaian, sedangkan untuk varietas Mari Sejahterakan Petani 13 atau MSP 13 bahkan memiliki waktu lebih singkat, yang bisa dipanen dalam waktu 95 hari. Dan semua varietas padi unggul tersebut merupakan buah karya Ir. Surono Danu.
Berbagai keunggulan yang dikandung pada benih padi temuan pemulia tanaman padi asal Cirebon, pada saat ini tinggal Lampung Tengah membuat pihak asing berani menawar dengan harga tinggi, dimana satu gram benih padi lokal penemuan Surono Danu dihargai 400 juta rupiah. Meski harga bisa dikatakan terhitung tinggi pada waktu itu, dengan tegas tawaran tersebut ditolak oleh Ir. Surono Danu. Baginya benih padi yang ditemukan melalui perjuangan panjang, semata hanya untuk terciptanya kedaulatan pangan serta mensejahterakan petani Indonesia.
“Saya tertarik dengan MSP setelah melihat pak Surono Danu menyampaikan kisah perjuangan menemukan varietas benih padi pada sebuah acara gelar wicara di stasiun televisi swasta nasional. Dari penyampaian beliau, ada yang membuat saya kagum kepada Pak Surono Danu, bahwa perjuangannya tidak hanya mengorbankan pikiran, tetapi juga tenaga, biaya serta waktu yang tidak sedikit,” jelas Vindy Faradila yang saat ini aktif di MSP Bali, dengan mengutip beberapa kalimat kisah Ir Surono Danu pada saat acara yang dipandu oleh Andy F. Noya.
“Dan apa yang diperjuangkan, ternyata bukan untuk kepentingan pribadi, namun diperuntukkan bangsa Indonesia tidak hanya untuk berdaulat pangan, tetapi juga mensejahterakan petani Indonesia. Selain itu cerminan jiwa dan sikap nasionalisme yang begitu kuat, dimana Pak Surono Danu dengan tegas menolak tawaran dari pihak asing untuk menyerahkan benih hasil penemuannya dengan harga 400 juta setiap gramnya. Dan ini bagi saya sebuah nilai patriotik yang luar biasa dan tidak mungkin bisa dihitung dengan angka,” imbuhnya.
Ditanya harapan tentang Mari Sejahtera Petani Indonesia atau MSP Indonesia sebuah lembaga petani binaan Ir. Surono Danu, staf ahli anggota DPR-RI di komisi yang mempunyai ruang lingkup tugas di bidang pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan dan pernah menghadiri panen raya padi MSP 13 serta ikut menyampaikan bantuan alat dan mesin pertanian kepada beberapa kelompok petani di Jember Jawa Timur.
Melalui percakapan telepon seluler Vindy mengungkapkan bahwa dirinya sangat berharap lembaga MSP Indonesia terus mempertahankan cita cita luhur dengan terciptanya kedaulatan pangan, namun tidak melupakan kesejahteraan bagi para petani dan nilai kemanfaatannya bisa dirasakan bagi bangsa Indonesia, serta meneladani sikap patriotik yang dimiliki Ir Surono Danu.
“Pak Surono Danu bagi saya merupakan satu figur atau tokoh bangsa Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme maupun sifat patriotik yang benar benar sangat kokoh. Tentunya saya sangat berharap MSP Indonesia konsisten mempertahankan nilai perjuangan Ir Surono Danu dengan tindakan yang nyata dan memiliki kemanfaatan untuk bangsa Indonesia. Dan untuk kedepannya lembaga MSP menjadi pelopor terwujudnya kedaulatan pangan, serta lebih mampu menggerakkan semangat persatuan dan gotong royong,” ungkap Vindy Faradila, SE,MIP, mengakhiri percakapan dengan HarianForum.com.(Ans)