Serba-serbi

Hari ini Jemaah MTA Pacitan Melakukan Solat Id

216
×

Hari ini Jemaah MTA Pacitan Melakukan Solat Id

Sebarkan artikel ini

HarianForum.com- Pada hari ini Selasa (21/8/2018) pagi, Majelis Tafsir Al-Quran (MTA) perwakilan Pacitan melakuka salat Idul Adha. Meski sempat diwarnai gerimis tipis, pelaksanaan Salat Id berlangsung lancar. Salat Id digelar di halaman majelis, Jalan Gatot Subroto, Gang IX, Baleharjo.

Salat diikuti sekitar 1.500 jemaah. Mereka berasal dari 11 kecamatan. Adapun 1 kecamatan seperti Donorojo melaksanakan Salat Id secara mandiri. Jemaah MTA di wilayah barat Pacitan tersebut diperkirakan mencapai 500 orang.

Imam Syafii Ketua Perwakilan MTA Pacitan saat menjadi khatib mengajak jemaah meneladani ajaran Nabi Ibrahim AS. Ibadah kurban, lanjut dia, mengajarkan manusia untuk rela berbagi dengan sesama.”Sekarang saatnya kita merenung dan bertanya pada diri masing-masing, sudah sampai mana kita sesuatu yang terbaik demi kepentingan umat dan bangsa kita,” kata Syafi’i di depan jemaah.

Lanjut tokoh yang kerap mengisi ceramah tersebut, pengorbanan tak selaku identik dengan jiwa. Pengorbanan dapat pula berwujud harta, tenaga, pikiran maupun waktu. Memberikan hal terbaik dalam hidup memang sulit. Itu pula alasan pentingnya membiasakan diri menyumbangkan harta berupa hewan kurban yang sempurna fisiknya.

“Tanpa pembiasaan diri seperti itu, rasa enggan memberi dan menyumbang akan tetap bersemayam dalam diri kita,” tandasnya seraya menjelaskan jika ibadah kurban mengajarkan umat Islam memperkuat solidaritas.

Setelah Salat Id kegiatan dilanjutkan penyembelihan hewan kurban di halaman samping timur majelis. Hingga pukul 08.00 WIB, panitia menerima kurban sebanyak 25 ekor sapi dan 55 ekor kambing. Penyembelihan akan dilakukan 2 gelombang.

Penyembelihan gelombang pertama berupa 10 ekor lembu dan 10 ekor kambing akan dilakukan usai Salat Id. Sedangkan sisanya disembelih hari berikutnya. Untuk pemerataan, distribusi daging langsung diarahkan ke pelosok pedesaan. “Masalahnya kalau di kota ini sudah penuh dengan daging. Setiap pintu pasti kemasukan daging. Dari musala-musala terdekat itu saja sudah turah (berlebih),” pungkas Syafi’i.(Tik/Nur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *