Peristiwa

Hampir 8 Tahun Kehilangan Jejak di Malaysia, Dewi Akhirnya Ditemukan Keberadaanya

198
×

Hampir 8 Tahun Kehilangan Jejak di Malaysia, Dewi Akhirnya Ditemukan Keberadaanya

Sebarkan artikel ini

Blitar, HarianForum.com- “Diketahui keberadaan Dewi Eko Yuliani sekarang, setelah 8 tahun pergi meninggalkan orang tuanya tanpa ada kabar berita, merupakan sebuah kegembiraan bagi saya. Membayangkan kedua orang tuanya yang selama ini merindukan dan sangat mengharapkan anaknya kembali, meskipun belum bertemu secara fisik namun berita keberadaan mbak Dewi sudah sangat berarti. Saya menyampaikan terima kasih kepada LP3TKI Surabaya, BP3TKI Medan, Pak kepala desa, dan media Harian Forum yang selama ini membantu sampai ditemukan keberadaan mbak Dewi,” ungkap Ninik Kristiana, seorang penggiat pekerja migran, yang konsisten mencari keberadaan Dewi Eko Yuliani salah satu warga Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Berita keberadaan Dewi diterima Ninik Kristiana dari Moch. Fuat Wahyudi, SH Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan, BP3TKI Medan, Sumatera Utara, (3/4/20). Informasi yang diperoleh dari BP3TKI Medan merupakan tindak lanjut upaya Kristin sekitar 2 bulan yang lalu, meminta kepada pemerintah Gogodeso untuk melaporkan permasalahan dengan tidak adanya kejelasan Dewi Eko Yuliani yang bekerja di Malaysia ke LP3TKI Surabaya.

Dihubungi melalui telepon seluler, kepala seksi perlindungan dan pemberdayaan BP3TKI Medan, Moch Fuat Wahyudi menjelaskan tentang keberadaan Dewi Eko Yuliani. “Kami dihubungi LP3TKI Surabaya yang memberi informasi adanya salah satu warga Medan bernama David melalui jejaring sosial media yang menyampaikan keberadaan Dewi serta permasalahanya dari pemberitaan sebuah media,” jelasnya.

Pria kelahiran Mojokerto Jawa Timur menceritakan setelah mendapat informasi dari LP3TKI Surabaya tentang keberadaan Dewi, Wahyudi langsung menemui David dan melakukan komunikasi. Dan dari hasil komunikasi tersebut diperoleh penjelasan bahwa, David bertemu dengan Dewi pada pertengahan bulan September 2019. Dan bertemunya David dengan Dewi diperkirakan satu minggu setelah Dewi dideportasi, sesuai keterangan dari KBRI Kuala Lumpur bahwa Depot Imigresen KLIA telah medeportasi Dewi pada tanggal 5 September 2019, dengan tujuan Medan Sumatera Utara. Dan pendeportasian dari Malaysia tersebut juga sesuai hasil pengecekan yang dilakukan Wahyudi tentang kedatangan di bandara Kualanamu Medan, bahwa Dewi tiba di medan pada tanggal 6 September 2019, pukul 10.18 WIB.

Kepala seksi perlindungan dan pemberdayaan BP3TKI Medan juga menyampaikan cerita bahwa awalnya David yang mempunyai usaha dagang di kota Medan, membutuhkan asisten untuk membantunya aktivitas dagangnya. Dan dari temannya, David diperkenalkan Dewi yang saat itu mungkin membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup. Setelah beberapa bulan Dewi bekerja, David mendapat informasi dari sebuah media yang memberitakan tentang permasalahan yang dialami oleh Dewi Eko Yuliani. Dianggap sesuasi dengan apa yang dialami oleh Dewi juga foto yang sama dengan ciri cirinya, pengusaha yang tinggal di Medan Timur ini, kemudian menyampaikan ke LP3TKI Surabaya melalui jejaring sosial media. “Dewi dalam keadaan sehat, baik baik berada di keluarga mas David, dan sekarang diberi pekerjaan untuk menjaga anaknya mas David. Tidak ada keluhan dari mas David dalam pekerjaan, kecuali Dewi jarang mau makan pada saat jam makan,” ungkap Moch Fuat Wahyudi ,SH menceriterakan kondisi Dewi Eko Yuliani melalui telepon seluler dari Medan, Sumatera Utara.

Kepala Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, dikonfirmasi HarianForum.com tentang adanya informasi kejelasan keberadaan warganya Dewi Eko Yuliani yang hampir 8 tahun pergi dan sangat diharapkan orang tuanya kembali, menegaskan bahwa Dewi Eko Yuliani merupakan warganya dan menjadi tanggung jawabnya.

“Saya sudah menyampaikan kepada mas Yudi, bahwa Dewi harus kembali dahulu ke orang tuanya. Dan orang tua Dewi sudah menyerahkan sepenuhnya permasalahan anaknya kepada saya selaku kepala desa. Siapapun yang akan menjemput Dewi, kepala desa harus mengetahui, itu yang saya sampaikan ke mas Yudi,” tegas Suwanda Aribawa, kepala desa Gogodeso.(Ans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *