Blitar, HarianForum.com- Sesekali terdengar tawa dan candaan tamu yang hadir di kediaman Choirul Anam. Nampak lauk pauk khas kenduri menghiasi nasi tumpeng pada acara tasyakuran pasca sehari dihelatnya pemilihan kepala desa di Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.
Digelarnya do’a bersama yang dihadiri warga sekitar, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah Sang Penguasa alam semesta, atas suksesnya prosesi pencalonannya sebagai kepala desa dalam pesta demokrasi, tanpa ada kendala dan masalah yang berarti.
Choirul, salah satu calon kepala desa Gogodeso yang juga petahana, dalam pilkades kali ini dirinya telah gagal mengumpulkan suara terbanyak.Dan dengan ketidak berhasilannya memperoleh suara terbanyak, kepala desa dua periode ini tidak dapat lagi melanjutkan kepemimpinan untuk yang ketiga kalinya.
”Tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang, yang memperoleh kemenangan adalah warga Gogodeso yang telah sukses melakukan pesta demokrasi pilkades dengan lancar, tertib dan tidak terjadi perihal yang mengganggu kerukunan warga desa. Dan kami sampaikan selamat untuk pak Suwanda yang telah berhasil mengumpulkan suara terbanyak dalam pilkades Gogodeso,” ungkap Choirul Anam, ditemui HarianForum.com di kediamannya saat acara tasyakuran, (16/09/2019)
Menurutnya, tidak ada kalah atau menang dalam sebuah pemilihan, yang ada hanya keputusan aspirasi warga yang memilih dan menentukan siapa yang pantas untuk dipilih sebagai memimpin desa. Justru warga pemilih Gogodeso yang memperoleh kemenangan, karena mampu membangun toleransi dalam perbedaan pilihan dalam menyampaikan hak suaranya dan bisa menentukan pilihannya sesuai dengan keyakinan serta pemikiran.
”Tidak ada alasan untuk mempersoalkan apalagi memperdebatkan hasil penghitungan, kami semua sudah menerima dengan terbuka dan tidak ada masalah. Kami yakin panitia pilkades sudah menjalankan tugas dengan sebaik baiknya, dan kami sebagai calon kepala desa, menyampaikan penghargaan yang tinggi untuk warga Gogodeso yang telah memberikan hak suaranya,” tuturnya.
Selain untuk keluarga, fokus mengembangkan pertanian dan olahan menjadi prioritas Choirul Anam setelah melepas rutinitas dalam menjalankan roda pemerintahan desa. Dengan banyaknya waktu luang nantinya, akan dimanfaatkan dengan mengembangkan inovasi inovasi pertanian secara mandiri.
”Setelah tidak lagi aktif di pemerintahan desa nanti, waktu yang lebih luang akan kami manfaatkan terutama untuk keluarga, namun kami akan juga lebih aktif di kegiatan kegiatan keagamaan, seni budaya, kegiatan sosial dan pastinya mengembangkan seni tehnologi pertanian, atau mungkin nanti bisa ikut ngluyur dengan sampean,” ujar Choirul Anam dengan tertawa.(Ans)