Tuban, HarianForum.com- Dampak elnino rupaya telah mulai dirasakan petani dibeberapa wilayah di Indonesia, perubahan iklim yang diakibatkan oleh meningkatnya suhu disamudra pasifik menjadikan perubahan cuaca dan menurunya curah hujan.
Di wilayah Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban misalnya, ratusan petani jagung yang mengandalkan air hujan sebagai sumber pengairan terancam gagal memetik panen karena intensitas hujan yang menurun drastis.
Seorang petani setempat, Trisno, saat ditemui HarianForum mengeluhkan fenomena yang dihadapi saat ini terhadap komoditas andalanya, “Wes raiso piye-piye mas, gagal. (Sudah mas tidak bisa apa-apa, gagal), ucapnya lirih.
Dia yang mengandalkan panen kedua dimusim tanam tahun ini sebagaii keuntungan ternyata tak berbanding lurus dengan harapan.
“Panen wingi digowo balik ning tegal, umpomo bener saiki bathine. tapi piye maneh,pasrah wae” (Panen kemarin dibuat modal tanam sekarang, tapi bagaimana lagi, pasrah saja), celoteh Trisno dengan logat Tuban yang kental.
Kondisi demikian tidak hanya dihadapi Trisno sendirian, ada ratusan petani diwilayah Kecamatan Kerek yang mengandalkan tadah hujan, pantauan diarea ladang tampak puluhan hektar tanaman jagung yang siap berbuah harus meranggas dan kering mendadak akibat dari minimnya hujan.
Keluhan serupa disampaikan Sidik,petani yang menanam jagung dengan bibit 10 kg ini terpaksa gigit jari dan tak bisa panen, “Piye yo mas,kabeh kui ujian, ayo diadepi bareng-bareng, iki wes resiko”, (bagaimana ya mas,semua itu ujian, ayo dihadapi bersama), ucap Sidik sembari menyeka keringatnya.
Fenomena elnino yang menerjang petani kabupaten tuban telah menggerus impian petani dipegunungan kapur tersebut untuk panen raya, harapan tinggal menyisakan kegundahan yang tak berujung.(tbn01)
